Cerita Pemain Kelahiran Pekalongan Pertama di Liga Prancis: Sempat Main di Surabaya

Galih Prasetyo Suara.Com
Minggu, 20 Juli 2025 | 10:35 WIB
Cerita Pemain Kelahiran Pekalongan Pertama di Liga Prancis: Sempat Main di Surabaya
Cerita Pemain Kelahiran Pekalongan Pertama di Liga Prancis: Sempat Main di Surabaya [Instagram]

Kemenangan atas Batavia disambut arak-arakan, sorak sorai, dan siaran langsung radio—hal yang langka kala itu.

Namun kisah indah mereka tidak bertahan lama. Cedera, jadwal kerja yang padat, dan konflik internal mulai merusak performa Bakhuys.

Ia bahkan sempat diskors karena kritik terhadap federasi lokal. Ironisnya, ia bangkit dan membawa T.H.O.R. jadi juara Soerabaja setahun kemudian.

Di tahun 1932, turnamen tahunan kembali diwarnai kontroversi. Kali ini, konflik rasial muncul akibat pelarangan media Tionghoa meliput pertandingan.

Protes, boikot, dan kecaman melanda. Tapi di lapangan, Bakhuys dan Smeets tetap tampil memukau, membawa Soerabaja kembali juara.

Beb Bakhuys akhirnya pulang ke Belanda pada 1933 dalam kondisi finansial yang buruk.

Ia melanjutkan karier di ZAC, kembali membela Oranje, lalu pindah ke Prancis menjadi pemain profesional di FC Metz.

Pindah ke FC Metz membuat pemain kelahiran Pekalongan itu jadi pesepak bola Belanda pertama yang bermain di Prancis.

Nama Beb Bakhuys mulai bergema di tanah Prancis setelah laga ikonik antara Prancis vs Belanda pada 12 Januari 1936.

Baca Juga: Untung Rugi Rafael Struick ke Dewa United: Jaminan Bintang atau Rem Karier?

Dalam laga itu, tim Oranje menghancurkan tuan rumah dengan skor mencolok 6-1—dan Bakhuys mencetak hattrick yang memukau publik Paris.

Penampilannya yang luar biasa itu membekas di benak pencinta bola Prancis.

Setahun berselang, FC Metz yang baru saja mengadopsi sistem profesional langsung mengontraknya.

Dikutip dari knaw.nl, ia menerima uang muka sebesar 22.000 gulden dan gaji bulanan 600 gulden—jumlah yang luar biasa besar di era 1930-an.

Publik Prancis memanggilnya “Bakwie”, dan sang striker segera menjadi tumpuan klub di garis depan.

Namun kemegahan di lapangan tiba-tiba terguncang. Ketika Perang Dunia II pecah, Bakhuys terpaksa kembali ke Belanda, yang kemudian diduduki oleh Nazi Jerman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI