Ia akan dinilai bukan dari seberapa baik ia membangun serangan, melainkan dari seberapa banyak tekel dan sapuan yang ia lakukan, metrik di mana Mattia Bani justru lebih unggul.
Jay Idzes berisiko direduksi menjadi bek bertahan murni, yang akan mematikan perkembangannya sebagai bek modern.
![Masa depan Jay Idzes bersama Venezia FC kini menjadi sorotan setelah bek andalan Timnas Indonesia itu belum juga menemukan klub baru di bursa transfer musim panas ini. [Dok. IG/@jayidzes]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/14/21438-jay-idzes.jpg)
3. Tekanan Menggantikan Idola Lokal yang Berbeda Karakter
Mattia Bani, dengan gaya bermainnya yang penuh perjuangan, kemungkinan besar adalah figur yang dihormati oleh para suporter garis keras Genoa. Menggantikan pemain seperti ini tidaklah mudah.
Jika Idzes tampil dengan gaya elegannya dan tim gagal meraih hasil positif, ia bisa dengan mudah menjadi kambing hitam.
Publik Genoa mungkin akan membandingkannya dengan "ketangguhan" Bani dan menganggap Idzes terlalu "lunak" untuk seragam Genoa. Tekanan psikologis ini bisa sangat membebani.
Kesuksesan transfer ini tidak hanya bergantung pada kemampuan Idzes, tetapi juga pada kemauan Patrick Vieira untuk sedikit mengadaptasi sistemnya demi mengakomodasi kelebihan unik sang bek Timnas Indonesia.
Jika Vieira bersikeras menginginkan kloningan Mattia Bani, maka Jay Idzes bisa terjebak dalam peran yang salah dan kariernya berisiko stagnan.
Baca Juga: Jay Idzes Dibidik Genoa untuk Jadi Pengganti Bek Tua Berbandrol Murah