Suara.com - Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, tampak berkacak pinggang saat bertemu dengan mantan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid. Ada apa?
Momen tersebut tercipta saat keduanya bertemu di sebuah ruangan dan ditemani oleh Ketua Umum PSSI saat ini, Erick Thohir.
Dalam pertemuan itu, tampak Patrick Kluivert dan Erick Thohir berbincang-bincang dengan Nurdin Halid yang mengenakan jersei Timnas Indonesia.
Namun dalam momen berbincang tersebut, publik dibuat gagal fokus dengan gaya yang ditunjukkan Kluivert di hadapan Nurdin Halid.

Di hadapan Ketua Umum PSSI periode 2003-2011 itu, pelatih asal Belanda tersebut tampak tolak pinggang atau menaruh kedua tangannya di pinggang.
Dirangkum dari berbagai sumber, gaya berkacak pinggang ini bisa saja menunjukkan kepercayaan diri, kewaspadaan, dan bisa pula berarti ketidaksetujuan atas pendapat orang.
Karenanya, gaya Kluivert itu menjadi buah bibir. Apalagi tampak eks pelatih Timnas Curacao itu sempat menggerakkan kepalanya ke atas seakan memahami ucapan Nurdin Halid.
Terlepas dari gaya tersebut, pertemuan ini membuat publik berprasangka buruk. Hal ini tak lepas dari citra Nurdin Halid selama menjabat sebagai Ketum PSSI.

Saat masih memimpin PSSI, pria berusia 66 tahun ini beberapa kali harus masuk bui, sehingga ia memimpin induk sepak bola Indonesia itu dari balik jeruji.
Baca Juga: Here We Go! Pemain Keturunan Skotlandia Berminat dengan Indonesia
Nurdin Halid sempat tersandung kasus korupsi dari penyelundupan gula impor hingga pengadaan minyak goreng.
Ia pun sempat mundur pada 2008. Namun jabatan Ketua Umum masih diembannya, sehingga suporter Indonesia turun ke jalan untuk melakukan demo.
Karena rekam jejaknya tersebut, banyak pecinta sepak bola Tanah Air yang tak suka dengan politisi Partai Golkar tersebut.
Maka tak mengherankan, pertemuan Kluivert dengan Nurdin Halid menuai komentar negatif dari pecinta sepak bola Tanah Air di media sosial.
“Memperdalam ilmu dan pengalaman dr NH (Nurdin Halid),” tulis komentar akun @m****1.
“Menuju PSSI gelap,” tulis komentar akun @m****i.