Suara.com - Klub Fortuna Sittard mendadak ramai diperbincangkan di kalangan pencinta sepak bola tanah air. Klub asal Liga Utama Belanda (Eredivisie) ini santer dikabarkan menjadi tujuan berikutnya bagi bek tangguh Timnas Indonesia, Justin Hubner, setelah masa peminjamannya di Cerezo Osaka berakhir.
Media Belanda, Mijnstreek van Daag, pada Selasa (29/7/2025) menyebut, Hubner sudah sepakat bergabung dengan Fortuna Sittard secara bebas transfer setelah meninggalkan Wolverhampton Wanderers.
Kabar ini sontak memicu optimisme. Bermain di Eredivisie, salah satu liga top Eropa yang terkenal dalam mengorbitkan talenta muda, tentu menjadi lompatan karier yang signifikan bagi Hubner. Klub Fortuna Sittard sebelumnya juga diperkuat punggawa Timnas, Ragnar oratmangoen.
Namun, siapa sebenarnya Fortuna Sittard? Sejauh mana potensi Hubner untuk bisa bersinar di sana?
Sejarah Fortuna Sittard, Klub Kerap Menjadi 'Kuda Hitam'
Fortuna Sittard bukanlah klub raksasa seperti Ajax, PSV, atau Feyenoord. Mereka adalah klub papan tengah yang memiliki sejarah panjang dan penuh warna. Berbasis di kota Sittard, klub ini resmi berdiri pada 1 Juli 1968.
![Nama Justin Hubner Kok Dielu-elukan di Jepang, jelang Timnas Indonesia hadapi Samurai Biru? [Dok. IG Justin Hubner]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/10/61370-justin-hubner.jpg)
Kelahirannya merupakan hasil fusi (merger) dari dua klub lokal, Fortuna '54 dan Sittardia. Langkah ini diambil untuk menciptakan satu klub yang kuat secara finansial dan kompetitif untuk mewakili wilayah tersebut. Sepanjang sejarahnya, Fortuna Sittard dikenal sebagai "klub yoyo", yang kerap naik-turun antara Eredivisie (divisi teratas) dan Eerste Divisie (divisi kedua), menunjukkan semangat juang mereka yang pantang menyerah.
Prestasi Fortuna Sittard
Meski tidak pernah menjuarai Eredivisie, Fortuna Sittard memiliki catatan prestasi yang patut dihormati, terutama di ajang piala domestik. Momen keemasan mereka terjadi saat masih bernama Fortuna '54, di mana mereka berhasil menjuarai Piala KNVB (Piala Belanda) sebanyak dua kali pada musim 1956/1957 dan 1963/1964.
Baca Juga: 3 Pemain Timnas Indonesia yang Masih Tanpa Klub, Thom Haye hingga Justin Hubner
Setelah merger, mereka juga sempat dua kali mencapai babak final Piala KNVB pada musim 1983/1984 dan 1998/1999, meski harus puas sebagai runner-up. Menjuarai Eerste Divisie untuk promosi ke kasta tertinggi juga menjadi bagian penting dari sejarah dan prestasi mereka.
Para Legenda: Dari Mark van Bommel hingga Kevin Hofland
Fortuna Sittard mungkin bukan pabrik pemain bintang kelas dunia, namun mereka pernah menjadi 'rumah' bagi beberapa nama besar sepak bola Belanda.
Mark van Bommel: Mungkin legenda terbesar yang paling identik dengan klub ini. Gelandang ikonik yang pernah membela Barcelona, Bayern Munich, dan AC Milan ini memulai dan mengakhiri karier profesionalnya di Fortuna Sittard.
Kevin Hofland: Bek tengah tangguh yang kemudian menjadi andalan PSV Eindhoven dan Timnas Belanda, juga merupakan produk asli akademi Fortuna Sittard.
Wilfred Bouma: Mantan bek PSV dan Aston Villa ini juga mengawali kariernya di sini, menunjukkan bahwa Fortuna adalah tempat yang baik untuk memulai karier.
Kehadiran para legenda ini membuktikan bahwa Fortuna Sittard memiliki mata yang jeli dalam melihat dan mengembangkan bakat.
![Penyerang Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen saat berseragam Fortuna Sittard. [Dok. Instagram/0ratmangoen]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/08/13/86859-penyerang-timnas-indonesia-ragnar-oratmangoen-saat-berseragam-fortuna-sittard.jpg)
Analisis Transfer: Mengapa Fortuna Sittard Pilihan Logis untuk Justin Hubner?
Kepindahan Hubner ke Fortuna Sittard, jika terwujud, adalah sebuah langkah yang sangat strategis dan masuk akal karena beberapa alasan:
- Level Kompetisi Ideal: Eredivisie adalah peningkatan signifikan dari J1 League. Hubner akan berhadapan dengan penyerang-penyerang berkualitas setiap pekannya, yang akan mengasah kemampuan bertahannya secara eksponensial.
- Peluang Bermain yang Realistis: Berbeda dengan klub top, Fortuna Sittard memberikan peluang yang lebih besar bagi pemain muda seperti Hubner untuk bersaing memperebutkan posisi di tim utama. Menit bermain reguler adalah kunci utama perkembangannya, sesuatu yang sulit ia dapatkan di Cerezo Osaka.
- Gaya Sepak Bola yang Mendukung: Liga Belanda dikenal dengan gaya main teknis dan taktis. Sebagai bek modern yang bisa membangun serangan dari bawah (ball-playing defender), Hubner akan sangat cocok dengan filosofi ini dan dapat mengembangkan aspek permainannya yang lain.
- Adaptasi yang Mulus: Sebagai pemain yang lahir dan besar di Belanda, Hubner tidak akan mengalami kendala bahasa, budaya, atau cuaca. Ia bisa langsung fokus 100% pada sepak bola, sebuah keuntungan besar yang tidak dimiliki semua pemain.
Fortuna Sittard mungkin bukan nama yang paling mentereng di Eropa, namun mereka adalah klub yang stabil, berkompetisi di liga yang sangat baik, dan memiliki sejarah dalam memberi kesempatan pada pemain muda.
Saat ini, belum ada kabar pasti terkait transfer Justin Hubner ke Fortuna Sittard. Namun demikian, Transfermarkt santer memberikatan rumor terkait.
Jika transfer ini terealisasi, ini bukan hanya menjadi kemenangan bagi karier Justin Hubner, tetapi juga kemenangan bagi Timnas Indonesia. Memiliki bek tengah yang menjadi pemain reguler di salah satu liga top Eropa adalah aset yang tak ternilai harganya untuk masa depan Skuad Garuda.