Suara.com - Ratu Tisha Destria telah menjadi ikon dalam dunia sepak bola Indonesia.
Sebagai Wakil Ketua Umum PSSI periode 2023–2027, ia mencatat sejarah sebagai wanita pertama yang menduduki jabatan tersebut.
Pasca kegagalan Timnas Indonesia U-23 meraih gelar juara Piala AFF U-23 2025, Ratu Tisha didorong netizen di sosial media bisa menjadi ketum PSSI.
Seruan dari netizen ini berawal dari video viral yang memperlihatkan ekspresi Ratu Tisha saat menonton laga Timnas Indonesia U-23 melawan Thailand di babak semifinal Piala AFF U-23 2025.
Ekspresi geleng-geleng kepala yang ditunjukkan Ratu Tisha dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @bolaindonesia_up
Di kolom komentar unggahan video itu, banyak yang memuji dedikasi Ratu Tisha untuk sepak bola Indonesia, bahkan mengusulkannya sebagai calon Ketua Umum PSSI berikutnya.
“Politikus yang aslinya gak ngerti bola. Semoga Bu Ratu Tisha jadi ketum berikutnya,” komentar akun @un****
“Mending Bu Tisha jadi Ketum PSSI,” seru salah satu netizen.
Rekam Jejak Ratu Tisha
Baca Juga: Cara Tak Biasa Pelatih Vietnam U-23 Redam Suporter Timnas Indonesia yang Berisik
Ratu Tisha, lahir di Jakarta pada 30 Desember 1985, bukanlah sosok baru di PSSI.
Ia memulai kiprahnya di dunia sepak bola Indonesia dengan menjadi Direktur Kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) pada 2016, saat kompetisi sepak bola Indonesia sempat terhenti akibat sanksi FIFA.
Bersama PT Gelora Trisula Semesta (GTS), Tisha berhasil menyelenggarakan ISC dengan sukses, menunjukkan kemampuan manajerialnya yang luar biasa.
Pada Mei 2017, Tisha mencatat sejarah sebagai wanita pertama yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, menggantikan Ade Wellington di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi.
Selama periode 2017–2020, ia membawa sejumlah terobosan penting. Salah satunya adalah pembentukan Liga 1 Putri pada 2019, yang menjadi tonggak kebangkitan sepak bola wanita di Indonesia.
Ia juga menginisiasi Elite Pro Academy untuk pembinaan pemain muda di level U-16, U-18, dan U-20, serta mendorong program Garuda Select untuk mengasah bakat pemain Indonesia di Eropa.
Ratu Tisha juga berperan besar dalam mendatangkan pelatih ternama Shin Tae-yong untuk menukangi Timnas Indonesia sejak akhir 2019.
Proses perekrutan ini tidak mudah, karena Indonesia harus bersaing dengan klub Tiongkok yang menawarkan gaji besar.
Berkat kegigihan Tisha, yang menghubungi langsung Federasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) dan Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan itu akhirnya setuju melatih Garuda.
Keputusan ini terbukti membawa dampak positif, dengan Timnas Indonesia menunjukkan peningkatan performa di berbagai ajang internasional.
Puncak prestasinya sebagai Sekjen adalah keberhasilan Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021, meskipun ajang tersebut akhirnya dibatalkan karena pandemi.
Ratu Tisha juga aktif dalam membangun kerja sama dengan federasi sepak bola dunia dan menghidupkan kembali lini bisnis kreatif PSSI.
Pada 2019, ia terpilih sebagai Wakil Presiden ASEAN Football Federation (AFF) periode 2019–2023, menjadikannya wanita pertama dari Asia Tenggara yang menduduki posisi tersebut.
Pada April 2020, Tisha mengundurkan diri dari posisi Sekjen PSSI, tetapi ia kembali ke federasi pada 16 Februari 2023 sebagai Wakil Ketua Umum PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir.
Kemenangannya dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI tidak lepas dari drama, karena pemungutan suara harus diulang akibat dugaan kecurangan.
Tisha meraih 54 suara, mengungguli Yunus Nusi (53 suara) dan Zainudin Amali (44 suara), menegaskan dukungan besar dari anggota PSSI.
Fakta-Fakta Unik Ratu Tisha
Pendidikan Elit dan Beasiswa FIFA Master
Ratu Tisha adalah lulusan Sarjana Matematika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2008.
Kecintaannya pada sepak bola tidak menghalanginya untuk mengejar pendidikan tinggi.
Pada 2013, ia lolos seleksi ketat program FIFA Master di International Centre for Sports Studies, mengalahkan 6.400 pendaftar untuk menjadi salah satu dari 28 peserta.
Ia lulus dengan peringkat ke-7, meraih gelar Master of Art di bidang manajemen, hukum, dan humaniora olahraga.
Tisha menjadi satu-satunya peserta perempuan dari Indonesia dan Asia yang mendapat beasiswa ini, didukung oleh LPDP Kementerian Keuangan.
![Geleng-geleng Ratu Tisha Lihat Tingkah Tsamara Amany, Warganet: Muak ya Bu? [Instagram Ratu Tisha]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/30/93176-ratu-tisha.jpg)
Manajer Tim Sejak SMA
Ketertarikan Tisha pada sepak bola dimulai sejak SMA 8 Jakarta, di mana ia menjadi manajer tim sepak bola sekolah.
Di bawah kepemimpinannya, tim sekolahnya berhasil memenangkan beberapa turnamen, sebuah prestasi yang membanggakan untuk sekolah yang lebih fokus pada akademik.
Hobi ini berlanjut saat kuliah di ITB, di mana ia mengelola klub sepak bola internal yang terkait dengan Persib Bandung.
Pengalaman Internasional yang Luas
Sebelum terjun penuh ke sepak bola, Tisha bekerja di perusahaan jasa perminyakan Schlumberger, yang membawanya ke berbagai negara seperti Kairo, Houston, London, dan Beijing.
Pengalaman ini memperkaya wawasannya dalam eksplorasi data dan manajemen konflik, serta membuatnya menguasai lima bahasa asing.
Kemampuan ini membantunya menjalin komunikasi dengan federasi sepak bola internasional selama kariernya di PSSI.
Pendiri LabBola
Pada 2013, Tisha mendirikan LabBola, sebuah usaha yang menyediakan jasa analisis data olahraga.
Inisiatif ini menunjukkan pendekatannya yang inovatif dalam memadukan teknologi dan sepak bola, jauh sebelum ia bergabung dengan PSSI.
LabBola menjadi salah satu bukti visinya untuk memodernisasi sepak bola Indonesia.
Peran di Era Baru PSSI
Sebagai Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha kini bertanggung jawab atas pengembangan teknis sepak bola, termasuk pembinaan pelatih, pemain, dan wasit.
Ia bekerja di bawah visi Erick Thohir untuk menjadikan PSSI sebagai organisasi kelas dunia.
Ratu Tisha juga aktif membangun lingkungan sepak bola yang menyenangkan dan adil bagi 1.105 klub dan 38 asosiasi provinsi di Indonesia, meskipun tantangan mengelola sepak bola di negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau tidaklah mudah.