Plis! Timnas Indonesia U-23 Jangan Lakukan Ini Lawan Makau dan Korea Selatan

Kamis, 04 September 2025 | 15:34 WIB
Plis! Timnas Indonesia U-23 Jangan Lakukan Ini Lawan Makau dan Korea Selatan
Timnas Indonesia U-23 ditahan imbang Laos di laga pembuka. (timnas Indonesia)
Baca 10 detik
  • Timnas Indonesia U-23 ditahan imbang Laos di laga pembuka.
  • Skuad Garuda Muda gagal mencetak gol karena penyelesaian akhir yang lemah.
  • Pertahanan total Laos dan build-up serangan Indonesia yang buruk jadi masalah.

Suara.com - Timnas Indonesia U-23 membuka perjalanan di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 dengan hasil yang kurang memuaskan setelah ditahan imbang Laos U-23 tanpa gol di Stadion Gelora Delta.

Laga perdana Grup J tersebut berjalan dengan dominasi penuh dari skuad Garuda Muda yang terus menekan sejak menit awal.

Rafael Struick dan rekan-rekannya beberapa kali menciptakan peluang berbahaya, namun penyelesaian akhir yang lemah membuat skor tetap 0-0 hingga peluit panjang dibunyikan.

Hasil ini cukup mengecewakan karena Indonesia U-23 seharusnya bisa meraih kemenangan untuk memperbesar peluang lolos ke babak berikutnya.

Kegagalan menaklukkan Laos U-23 membuat tim asuhan Gerald Vanenburg harus segera membenahi sejumlah aspek permainan sebelum melakoni laga berikutnya.

Taktik Parkir Bus Laos

Pertahanan Laos U-23 benar-benar merepotkan Timnas Indonesia U-23 sepanjang pertandingan.

Mereka bermain dengan strategi bertahan total atau parkir bus yang membuat ruang gerak Garuda Muda sangat terbatas.

Upaya serangan dari sektor tengah maupun sayap selalu terhenti sebelum masuk ke kotak penalti lawan.

Baca Juga: Gagal Bungkam Laos, Timnas Indonesia U-23 Tinggalkan Tiga Fakta Menarik

Banyak peluang akhirnya hanya berasal dari tembakan jarak jauh yang tidak efektif karena sering melebar atau dihalau kiper Laos U-23.

Hal ini menjadi catatan penting agar Timnas Indonesia U-23 meningkatkan kreativitas serangan serta ketajaman finishing saat menghadapi lawan dengan pola defensif ketat.

Masalah Build-Up dan Umpan Silang

Selain kreativitas, kelemahan lain yang terlihat jelas adalah kurang solidnya build-up serangan Timnas Indonesia U-23.

Operan bola yang tidak akurat sering dipotong oleh pemain Laos sehingga momentum serangan kerap hilang.

Bahkan ada beberapa salah umpan yang memberi peluang serangan balik kepada lawan meski tidak berbuah gol.

Kondisi ini bisa menjadi ancaman serius apabila menghadapi tim dengan kualitas serangan lebih baik.

Di sisi lain, umpan silang dari sektor sayap, khususnya kanan, kurang akurat sehingga peluang emas sulit tercipta.

Peran Rafael Struick

Salah satu pemain yang jadi sorotan adalah Rafael Struick yang sejak awal dimainkan di posisi sayap kiri.

Performa Struick di babak pertama kurang maksimal karena minim dukungan dari rekan setimnya.

Meski mencoba mengandalkan skill individu, usahanya belum mampu membongkar pertahanan rapat Laos U-23.

Situasi berubah di babak kedua ketika ia mendapat dukungan lebih dari lini tengah dan digeser ke posisi lebih sentral.

Pergerakan Struick menjadi lebih variatif hingga ke sisi kanan, membuatnya lebih leluasa berkreasi dalam membangun serangan.

Evaluasi Posisi dan Strategi

Pertanyaan kini muncul terkait posisi terbaik bagi Struick di lini serang Timnas Indonesia U-23.

Apakah ia lebih efektif tetap bermain di sisi kiri atau justru diberi kebebasan di posisi tengah untuk memaksimalkan potensinya.

Pelatih Vanenburg memiliki pekerjaan rumah untuk menemukan peran ideal Struick agar produktivitas serangan meningkat.

Kegagalan mencetak gol di laga perdana ini harus menjadi pelajaran berharga bagi Garuda Muda dalam menghadapi laga-laga berat selanjutnya.

Kemenangan wajib diraih di pertandingan berikutnya jika Timnas Indonesia U-23 ingin menjaga asa lolos ke putaran final Piala Asia U-23 2026.

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?