- Vietnam U-23 melaju mulus dengan tiga kemenangan tanpa kebobolan dan memastikan tiket ke Piala Asia U-23 2026 sebagai juara grup.
- Timnas Indonesia U-23 gagal lolos meski sudah diperkuat pemain naturalisasi, hanya finis di posisi kedua dengan empat poin.
- Media Vietnam menilai pencapaian ini menegaskan konsistensi Vietnam di level usia muda, sementara Indonesia dan Malaysia justru terpuruk.
Suara.com - Media Vietnam, Soha.vn, menyoroti perbedaan nasib antara Timnas Vietnam U-23 dan Timnas Indonesia U-23 pada Kualifikasi Piala Asia U-23 2026.
Dalam laporannya, mereka menekankan bagaimana Vietnam mampu tampil sempurna, sementara Indonesia harus tersingkir meski sudah diperkuat pemain naturalisasi.
Vietnam U-23 menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara yang meraih hasil sempurna dengan tiga kemenangan beruntun.
Bermain di kandang sendiri, skuad asuhan Kim Sang-sik mengalahkan Bangladesh 2-0, Singapura 1-0, dan Yaman 1-0.
Hasil tersebut memastikan mereka lolos ke putaran final dengan status juara grup, sekaligus menjaga rekor enam edisi beruntun selalu menembus putaran final Piala Asia U-23 sejak 2015.
Soha.vn juga menyoroti bahwa Indonesia dan Malaysia justru mengalami nasib berbeda. Meski kedua negara berkembang pesat di level tim senior berkat penggunaan pemain naturalisasi, performa tim U-23 mereka belum menunjukkan konsistensi.
Indonesia yang diperkuat dua striker naturalisasi, Jens Raven dan Rafael Struick, gagal menaklukkan Laos di laga perdana. Hasil imbang tanpa gol itu membuat langkah Garuda Muda tersendat sejak awal.
Akhirnya, Indonesia hanya finis sebagai runner-up grup dengan empat poin, posisi yang tidak cukup untuk merebut tiket lolos dari jalur peringkat kedua terbaik.
Situasi serupa juga dialami Malaysia U-23, yang harus mengubur mimpi tampil di putaran final setelah tersingkir lebih cepat.
Baca Juga: Jawab Kritik Gerald Vanenburg Soal Kompetisi U-23, PSSI Kebingungan
Bagi media Vietnam, keberhasilan mereka melaju mulus tanpa kebobolan sekalipun menjadi bukti konsistensi di level usia muda.
Sebaliknya, tersingkirnya Indonesia meski sudah mengandalkan pemain naturalisasi dianggap sebagai tamparan keras bagi sepak bola Tanah Air.