- Timnas Indonesia kehilangan keuntungan kandang karena semua laga Grup B digelar di Jeddah.
- Jadwal pertandingan lebih padat dibanding Irak dan Arab Saudi.
- Kuota tiket suporter sangat terbatas, hanya sekitar 5.000 dari total 62 ribu kursi stadion.
Suara.com - Timnas Indonesia memasuki fase paling menantang dalam perjalanan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pada putaran keempat, pasukan Patrick Kluivert harus menghadapi kenyataan sulit usai tergabung di Grup B bersama Irak dan Arab Saudi.
Format kompetisi kali ini berbeda dari putaran sebelumnya.
Alih-alih menggunakan sistem kandang-tandang, seluruh pertandingan akan digelar terpusat di satu negara.
AFC sudah menetapkan Arab Saudi sebagai tuan rumah sejak Juni 2025, keputusan yang membawa sejumlah konsekuensi besar bagi Rizky Ridho dan rekan-rekan.
Berikut setidaknya tiga faktor non-teknis yang merugikan Timnas Indonesia jelang pertandingan penting Oktober nanti:
1. Keuntungan Kandang Hilang, Arab Saudi Untung Besar
Bertanding di Jeddah berarti Indonesia kehilangan kesempatan menjamu lawan di depan pendukung sendiri.
Situasi ini membuat Arab Saudi berada di posisi paling diuntungkan.
Baca Juga: Respons Jay Idzes Usai Erick Thohir Resmi Jadi Menpora
Dukungan penuh publik tuan rumah, pemahaman kondisi stadion, hingga faktor eksternal seperti cuaca panas khas Timur Tengah jelas menjadi nilai lebih bagi mereka.
Sementara Indonesia harus beradaptasi sejak awal tanpa ada kesempatan merasakan energi dari atmosfer Gelora Bung Karno.
2. Jadwal Padat, Persiapan Timnas Lebih Melelahkan
Masalah berikutnya datang dari jadwal pertandingan. Indonesia dijadwalkan bermain pada 8 dan 11 Oktober.
Sebaliknya, Irak yang memiliki ranking FIFA lebih tinggi akan tampil 11 dan 14 Oktober, sehingga ritme mereka lebih seimbang.
Arab Saudi pun mendapat keuntungan tambahan dengan jeda cukup panjang, yakni bertanding pada 8 dan 14 Oktober.
PSSI bahkan harus melakukan lobi agar jam pertandingan Timnas bisa dimundurkan.
Tujuannya sederhana: memberi waktu tambahan bagi pemain untuk memulihkan kondisi dan menyiapkan strategi sebelum melawan dua raksasa Asia.
3. Suporter Terbatas, Dukungan Langsung Minim
Timnas Indonesia sebenarnya punya basis pendukung cukup besar di Arab Saudi, terutama dari kalangan diaspora.
Namun, kuota tiket yang disediakan sangat kecil, hanya sekitar delapan persen dari total kapasitas Stadion King Abdullah Sports City yang mencapai 62 ribu kursi.
Artinya, maksimal hanya sekitar 5.000 suporter Garuda yang bisa hadir langsung.
Bandingkan dengan Arab Saudi yang bisa memenuhi stadion dengan mayoritas pendukung mereka sendiri.
Kondisi ini membuat atmosfer pertandingan jelas lebih berat bagi Indonesia, yang biasanya mengandalkan energi ribuan suporter di stadion untuk membakar semangat pemain.
Kontributor : Imadudin Robani Adam