- Napoli tundukkan Inter Milan 3-1 di Stadio Diego Armando Maradona.
- Antonio Conte menyindir keras Lautaro Martínez dan Marotta.
- Laga diwarnai adu argumen panas antara Conte dan Lautaro di tepi lapangan.
Suara.com - Usai membawa Napoli menumbangkan Inter Milan 3-1 di Stadio Diego Armando Maradona, Sabtu (25/10), Antonio Conte langsung sesumbar.
Conte melontarkan serangan tajam kepada mantan klubnya, Inter, serta menyinggung kapten Nerazzurri, Lautaro Martínez.
“Saya hidup bersama pemain di setiap detik pertandingan, baik suka maupun duka. Kami melawan tim terbaik di Italia. Mereka dua kali ke final Liga Champions dalam tiga tahun, itu bukan kebetulan,” ujar Conte kepada DAZN Italia.
“Kami kehilangan banyak pemain, tapi kami tidak punya niat untuk mati. Inter datang ke sini untuk ‘membunuh’ kami secara sportif, tapi Napoli tidak akan mati dibunuh,” sambungnya.
Suasana panas di lapangan ikut memuncak saat Conte dan Lautaro Martínez sempat terlibat adu argumen di pinggir lapangan. Keduanya bahkan saling gestur tajam hingga Conte diganjar kartu kuning oleh wasit.
Ketika ditanya soal insiden itu, Conte berusaha menenangkan situasi, meski tetap menyelipkan sindiran halus.
“Hal seperti itu bisa terjadi di pertandingan sebesar ini. Saya hanya ingin mengingatkan Inter bahwa saya yang membawa Scudetto kembali ke klub itu setelah 10 tahun,"
"Lautaro pemain hebat, tapi mungkin kami tidak saling mengenal secara pribadi. Saya tetap doakan dia yang terbaik,” ucapnya.
Tak berhenti di situ, Conte juga menembak balik Presiden Inter, Giuseppe Marotta, yang turun langsung memberi komentar usai laga.
Baca Juga: Taktik Jitu Peter Bosz Matikan Strategi Antonio Conte: Peran False 9 Jadi Kunci
Inter mengirim Marotta ke depan media untuk memprotes keputusan penalti pertama bagi Napoli.
“Inter selalu kirim direktur atau presiden mereka setiap kali kalah. Sementara di Napoli, saya yang berdiri di sini,” sindir Conte.
“Sebuah tim harus belajar menerima kekalahan dan menganalisa penyebabnya. Kalau terus menciptakan alasan, itu hanya jadi alibi bagi pelatih dan pemain,” lanjutnya.
Conte menegaskan bahwa tindakan seperti itu justru merendahkan posisi pelatih.
“Saya tidak pernah berlindung di balik direktur. Biarkan mereka yang bermain dan melatih yang bicara. Kalau klub terus seperti itu, mereka tidak akan berkembang,” tutupnya.
Kontributor: Azka Putra