-
Charly van Oosterhout, gelandang 15 tahun keturunan Indonesia, sangat produktif di Belanda.
-
Ia mencetak 19 gol di AZ U-15 dan langsung bersinar di Ajax dengan 5 keterlibatan gol.
-
PSSI disarankan memantau Charly, yang kakeknya lahir di Sorong dan buyutnya di Surabaya.
Suara.com - Seorang pemain keturunan Indonesia yang sedang menunjukkan performa menawan di kancah sepak bola Belanda adalah Charly van Oosterhout.
Gelandang serang belia ini sangat layak menjadi perhatian serius oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Meskipun baru menginjak usia 15 tahun, van Oosterhout telah mengantongi rekam jejak yang mengagumkan di posisinya.
Charly lahir pada tanggal 18 Januari 2010 dan kini dikenal sebagai salah satu talenta paling produktif di kelompok usianya di Negeri Kincir Angin.
Performa gemilang van Oosterhout terekam jelas di musim lalu saat ia masih membela AZ Alkmaar U-15.
Dia berhasil mencetak 19 gol dalam 28 pertandingan resmi yang dimainkan untuk tim tersebut.
Tak hanya produktif, Charly juga beberapa kali dipercaya mengemban tugas sebagai kapten tim.
Ketajaman dan kontribusinya berlanjut pasca kepindahannya ke raksasa Belanda, Ajax.
Selama September 2025, Charly telah melakoni lima pertandingan bersama akademi Ajax.
Baca Juga: Pemain Keturunan 181 cm Ini Bisa di 3 Posisi, Mesin Gol di Willem II Tilburg
Dari lima laga tersebut, ia sukses menorehkan empat gol dan satu assist.
Keterlibatan gol yang tinggi ini menunjukkan dampak instan Charly di klub barunya.
Akademi Muda Ajax bahkan memberikan apresiasi melalui unggahan resminya pada 22 September 2025.
Mereka menulis, "Great start of the season with 5 goal involvements. Scored twice and assisted once, last Saturday."
Charly van Oosterhout memiliki ikatan darah dengan Indonesia melalui garis keturunan sang ibunda.
Ia membenarkan hal ini, sekaligus memberikan detail silsilah keluarganya di Tanah Air.
Ia mengonfirmasi, “Ibu saya setengah Indonesia, kakek saya lahir di Indonesia. Buyut saya lahir di Surabaya dan kakek saya di Sorong.”
Sementara itu, Charly juga menegaskan bahwa ayahnya berdarah asli Belanda.
Fakta keturunan ini menjadi potensi besar bagi PSSI untuk menjajaki kemungkinan pemanggilan di masa depan.
Usia yang masih sangat muda memberikan waktu yang cukup bagi PSSI untuk memantau perkembangannya secara intensif.
Transfer Charly dari AZ Alkmaar ke Ajax Amsterdam ternyata sempat memicu perdebatan sengit di Belanda.
Kepindahan ini terjadi di tengah adanya perjanjian informal yang dikenal sebagai gentlemens agreement.
Perjanjian tersebut melibatkan enam klub besar Belanda, yaitu Ajax, PSV Eindhoven, Feyenoord, AZ Alkmaar, Vitesse, dan FC Utrecht.
Tujuan utama dari kesepakatan itu adalah untuk mencegah klub-klub tersebut saling membajak pemain muda yang sedang dibina.
Namun, masa berlaku dari kesepakatan tersebut diketahui telah berakhir pada 1 Juli.
Oleh karena itu, tindakan yang diambil oleh Ajax dianggap tidak melanggar ketentuan yang ada.
Klub yang bermarkas di ibu kota Belanda itu juga memberikan pernyataan tegas terkait proses transfer tersebut.
Mereka mengklaim bahwa mereka tidak pernah melakukan pendekatan langsung kepada pemain.
Ajax hanya menerima pemain yang datang dan memutuskan untuk bergabung atas kemauan dan inisiatifnya sendiri.
Pihak AZ Alkmaar hanya menerima kompensasi finansial senilai sekitar €134 ribu dari kepindahan pemain tersebut.
Angka kompensasi ini terbilang kecil jika dibandingkan dengan harapan AZ agar Charly mengikuti jejak bintang binaan mereka.
AZ sempat menaruh harapan besar pada Charly, sebagaimana harapan mereka pada bintang yang mereka hasilkan seperti Teun Koopmeiners.
Perginya Charly van Oosterhout ke Ajax menandai langkah besar dalam karier profesionalnya di usia yang sangat belia.
Dengan statistik dan potensi yang ia miliki, van Oosterhout menjadi nama yang wajib dicatat oleh tim pemandu bakat PSSI.