Suara.com - Banyak lika-liku terjal dilalui seorang biduwan panggung ketika kali pertama menapaki karir di industri musik dangdut. Musik melayu yang kadung identik dengan imej 'kampungan', acapkali bikin mereka harus menelan perlakukan miring dari lelaki hidung belang.
Wajah cantik, suara merdu, setelan busana seksi serta goyangan aduhai merupakan 'paket' wajib yang mesti dimiliki seorang biduwan. Tak boleh risih saat seorang lelaki dengan aroma alkohol tiba-tiba naik ke atas panggung dan 'menggerayangi' tubuh mereka. Ada yang marah, tapi ada juga yang menepisnya dengan ramah.
Tak dipungkiri, banyak lelaki yang takluk di kaki si biduwan. Bahkan banyak yang dibuat tergila-gila meski telah memiliki anak dan keluarga. Kenyataannya, tak semua biduwan rela mengumbar 'tubuh' dan goyangan demi berburu rupiah. Ada diantara mereka yang memilih terjun ke pangung-panggung kampung demi meraih cita-cita mulia.
1. Lala Anggita Pernah ditawari jadi istri ke-4
Nama aslinya Siti Rohila, tapi populer dengan julukan Lala Anggita. Dia menekuni profesi ini semenjak tahun '97. Sejak kecil, perempuan berdarah Sunda-Padang ini memang tertarik musik dangdut.
"Pertama kali ikut latihan akhirnya ada job ke radio radio, akhirnya ke panggung, ngamen janur istilah. Sekarang aku sudah punya single. Masih belum ngangkat sih, judulnya Bacan artinya baik dan cantik," buka Lala membuak percakapan.
"Aku freelance aja. Penyanyi panggilan gitu. Ke mana aja. Terima job jalanin. ciri khas aku ada, tapi blom dikasih nama. Goyangnya kayak maju mundur,lebih seperti belly dance gitu deh," lanjutnya.
Lala nyaris saja ngetop setelah mengikuti ajang pencarian bakat di salah satu stasiun televisi swasta di bilangan Daan Mogot, Jakarta Barat. "Aku sempat ikut d'Academy di Indosiar. tinggal selangkah lagi eh aku malah gugur. Alasannya karena aku sudah punya anak. Padahal tinggal memperebutkan gold tiket," sesal Lala.
![Penyanyi Lala Anggita. [istimewa]](https://media.suara.com/pictures/original/2020/11/17/27295-penyanyi-lala-anggita-istimewa.jpg)
Banyak suka-duka dirasakan Lala puluhan tahun meretas karir jadi biduwan. Di awal karirnya, dia bahkan pernah hanya dibayar tak sepadan dengan kualitas suaranya. "Pernah nyanyi di satu daerah dibayar pake jagung dan uang 20 ribu itu di daerah Bogor, Jawa Barat. Tapi seneng aja. rejekinya cuma segitu yang penting bisa menghibur," kenangnya degan mata menerawang.
Seperti pedangdut lainnya, Lala juga menyimpan pengalaman tak mengenakkan. Dia seringkali dibuat risih menghadapi ulah usil penonton.
"Yang paling nggak enak pas nyawer tiba-tiba ada penonton langsung nyosor cium aku. aku marah-marah di atas panggung. Aku kaget waktu itu. Banyak sih yang nakal. Cuma saat itu aku masih single, belum menikah," ucapnya.