Artis Jadi Jurkam: Kompeten atau Cuma Pemanis?

Yazir Farouk Suara.Com
Minggu, 07 Oktober 2018 | 13:26 WIB
Artis Jadi Jurkam: Kompeten atau Cuma Pemanis?
Foto kolase Ahmad Dhani, Farhat Abbas, dan Miing.

Suara.com - Sederet artis Tanah Air bakal ikut menjadi juru kampanye (jurkam) di Pilpres 2019, baik dari kubu Joko Widodo maupun Prabowo Subianto.

Popularitas mereka diharapkan bisa mempermudah sosialisasi visi dan misi capres-cawapres yang 'dijual' kepada masyarakat.

Artis yang terlibat sebagai jurkam kebanyakan berstatus sebagai calon anggota legislatif dari partai koalisi pengusung capres-cawapres.

Ada yang benar-benar baru terjun ke panggung politik, ada pula yang memang sudah punya pengalaman sebelumnya.

Tapi tetap saja, label artis masih membuat sebagian masyarakat ragu. Apakah mereka benar-benar ditunjuk sebagai jurkam karena berkompeten atau cuma sebagai pemanis saja.

Liputan khusus Suara.com edisi Oktober ini memang membahas hal tersebut. Kami berhasil mewawancarai artis yang ditunjuk sebagai jurkam dari kedua kubu.

Mereka adalah Ahmad Dhani dan Dedi Gumelar alias Miing dari kubu Prabowo-Sandi dan Farhat Abbas dari kubu Jokowi-Ma'ruf Amin.

Simak selengkapnya di halaman berikut:

1. Ahmad Dhani

Baca Juga: Pernikahan Ketiga Ovi Sovianti Digelar Sederhana, Ada Apa?

Musisi Ahmad Dhani didaulat menjadi salah satu juru kampanye pasangan Prabowo-Sandi. Kebetulan, dia juga nyaleg dari Partai Gerindra, partai pengusung Prabowo-Sandi.

"Saya ini Jurukamnas. Saya itu harus masuk supaya tidak bisa dipersekusi," kata Dhani ditemui beberapa waktu lalu.

Suami Mulan Jameela ini merasa dipercaya sebagai jurkam bukan sebagai pemanis. Dhani menilai dirinya punya kemampuan untuk ikut memenangkan Prabowo-Sandi.

Tugas utama yang diemban Dhani adalah menyerang kubu lawan, bukan menyampaikan visi dan misi Prabowo-Sandi.

"Strategi, saya sih ahli di bidang kekurangannya Presiden Jokowi. Kan kekurangannya banyak," ujarnya.

Sementara untuk menyampaikan visi dan misi Prabowo-Sandi, lanjut Dhani, ada ahlinya sendiri.

"Ada ahli ekonomi kan, ahli politik ada lagi Fadli Zon. Saya ini ahli dalam mendeteksi kelemahan-kelemahan Jokowi. Dan itu adalah, kampanye saya, banyak sekali yang udah kita bahas," ucapnya.

Satu-satunya amunisi Dhani menjadi jurkam Prabowo-Sandi adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai kekurangan Jokowi.

"Misalnya janji-janji kampanye yang tidak ditepati, saya tuh cukup hafal banget. Beberapa statement inkonsisten saya hafal semua," katanya. [Wahyu Tri Laksono].

2. Farhat Abbas

Farhat Abbas masuk dalam tim jurkam pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Pengacara yang dekat dengan dunia keartisan ini yakin kemampuan bicaranya punya kontribusi yang besar bagi kemenangan kubu petahana.

"Saya kan jagonya debat. Saya nggak mungkin debat kalau nggak punya kemampuan. Lihat saja background saya kan pengacara sudah biasa debat,"
kata Farhat.

Meskipun lebih dikenal sebagai pengacara, lelaki 42 tahun ini mengklaim punya pengalaman politik karena pernah beberapa kali nyaleg. Meskipun, dia sadar belum pernah berhasil lolos ke Senayan.

"Karena kalau partai itu kan susah dapat kursi Senayan. Tapi tetap seratus persen yakin saya masih dipercaya," ujarnya.

Farhat optimistis bisa menjalani tugas sebagai jurkam dengan baik. Apalagi sebelum terpilih, dia sudah mendapat pembekalan sekaligus pelatihan
khusus.

"Juru bicara itu yang mewakili kepentingan calon untuk bersuara. Dan itu ada pelatihan dong. Tapi pengalaman saya kan sudah ada. Saya rasa saya
sudah melakukan itu," katanya.

"Misalnya kayak kemarin kasus 17 orang kubu Prabowo nyebarin hoaks Ratna Sarumpaet sudah saya laporkan ke polisi," ujar dia lagi.

Farhat sadar nanti bakal berhadapan dengan artis yang berada di kubu sebelah. Dia pun sudah siap jika harus berseteru dengan mereka. Tapi Farhat berharap permusuhannya cuma di panggung politik saja.

Di sisi lain, Farhat menolak jika keterlibatannya dalam tim sukses Jokowi dibilang cuma buat pemanis belaka. "Loh saya mah nggak dibutuhkan Pak Jokowi. Tapi saya ada di sini karena kepentingan partai pengusung. Jadi saya bukan pemanis Jokowi. Tapi Jokowi yang pemanis buat saya. Menurut saya Jokowi sudah sukses," katanya.

Farhat juga merasa beruntung didapuk menjadi jurkam lantaran bisa promosi nyaleg gratis. Seperti diketahui, ayah dua anak ini terdaftar sebagai calon legislatif (caleg) dari PKB untuk wilayah Jawa Barat 6, yang meliputi Kota Depok dan Bekasi. [Sumarni]

3. Miing

Komedian Dedi Gumelar alias Miing kini tak lagi berada di PDI Perjuangan. Pendiri grup lawak Bagito itu sudah berlabuh di Partai Amanat Nasional (PAN), salah satu partai pengusung Prabowo-Sandi.

"Jadi saya tim kampanye nasional. Tugas saya kampanye menjual prabowo dan Sandi. Kebetulan saya juga di Dapil. Masa kampanye sudah dimulai dan kita mengkampanyekan program," kata Miing.

Miing membantah sosoknya cuma jadi pemanis dalam jurkam. Dia merasa berkompeten lantaran sudah cukup lama berada di panggung politik.

Soal label artis yang masih melekat, menurut Miing, justru jadi senjata ampuh untuk menyampaikan visi dan misi Prabowo-Sandi kepada masyarakat.

"Karena lebih baik orang yang dikenal yang bicara dari pada orang yang tidak dikenal," ujarnya.

Sebagai kader partai yang mengusung Prabowo-Sandi, Miing merasa tak dimanfaatkan. Hal itu, kata dia, sudah kewajiban.

"Konsekuensinya logis, bahwa saya adalah anggota dari koalisi partai, maka saya di masukan ke dalam tim kampanye, logis dong. PAN kan partai pengusung dengan Gerindra. Nggak ada yang aneh menurut saya," kata Miing. [Ismail]

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI