Infografis
Warganet meragukan kemampuan Wirda Mansur dalam mengelola bisnisnya di bidang pengembangan teknologi ini. Pasalnya, putri sulung Yusuf Mansur ini pernah mengaku bahwa dirinya gagap teknologi sehingga ia tidak menguasai lokapasar atau biasa disebut dengan marketplace. Wirda Mansur sempat melakukan pembelaan atas hal tersebut, ia menyebutkan bahwa dirinya sengaja untuk tidak terlalu memahami penggunaan e-commerce untuk menghindari kebiasaan konsumtif.
3. Dituding Berbohong Terkait Dengan Status Pendidikan
Wirda Mansur sempat menjadi perbincangan warganet dan sempat menjadi trending topik di Twitter usai dituduh melakukan pembohongan kepada publik, terkait dengan latar belakang pendidikannya. Tuduhan tersebut tersebar di media sosial hingga akhirnya Wirda Mansur melakukan klarifikasi.
Dalam akun Instagramnya ia memberikan penjelasan terkait dengan isu yang beredar tentang status pendidikannya. Wirda membantah bahwa ia kuliah di tiga kampus yang berbeda, bahkan ia mengaku bahwa dirinya kuliah di empat kampus.
Wirda Mansur juga menjelaskan lebih jelas mengenai latar belakang pendidikannya. Ia menceritakan bahwa pada tahun 2017, Wirda Mansur sempat berkuliah di Universitas Oxford dan mengambil International Baccalaureate (IB). Namun, pendidikannya tersebut tidak selesai. Setelahnya ia memutuskan untuk pulang ke Indonesia, dan mendaftarkan diri ke Raffles University. Ia berkuliah selama satu tahun, tetapi memutuskan untuk mengambil cuti dan beristirahat selama setahun. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di The University if Buckingham (UoB) di Inggris. Dan mengambil double degree di Institut Daarul Qur’an Jakarta jusrun Ilmu Hadis.
4. Menyebut Saham PayTren ditawar Hingga Rp 4 Triliun
Kontroversi Wirda Mansur yang terbaru dan sedang hangat dibicarakan yaitu terkait dengan bisnis yang digeluti oleh ayahnya soal PayTren. Hal tersebut berawal ketika video ayahnya yang meminta uang Rp 1 triliun untuk PayTren viral di sosial media. Wirda Mansur pun angkat bicara dan memberikan penjelasan di akun Instagram pribadinya. Wirda Mansur menyebut bahwa saham PayTren sempat ditawar dengan harga yang lebih tinggi, yaitu mencapai Rp 4 triliun.
