Infografis
Suara.com - Di media sosial, beredar rekaman percakapan yang diduga melibatkan Ridwan Kamil dan Lisa Mariana saat membahas tudingan perselingkuhan.
Dari suara perempuan yang diduga Lisa Mariana, terucap permintaan uang sebesar Rp2,5 miliar untuk dirinya berhenti membicarakan isu perselingkuhan mereka.
"Gini aja kang. Kalau mau beres, saya butuh Rp2,5 miliar," ujar suara yang diduga Lisa Mariana, yang kini tengah viral di media sosial.
Di situ, suara lelaki yang diduga Ridwan Kamil menolak tuntutan Lisa Mariana karena merasa tidak pernah punya anak darinya.
"Tapi kan itu bukan anak saya. Buktinya udah jelas. Kan kita juga udah buat perjanjian sebelumnya, sudah ada hitam di atas putih. Semuanya sudah dibereskan dari dulu," kata lelaki dengan suara mirip Ridwan Kamil.
Penolakan tersebut langsung dibalas tuntutan tes DNA dari suara perempuan yang diduga Lisa Mariana itu.
"Ya sudah, kalau gitu kita tes DNA aja biar semuanya jelas," ujarnya.
Tuntutan tes DNA pun juga tidak dipenuhi, dengan alasan sorotan sedang mengarah ke pihak laki-laki yang diduga Ridwan Kamil.
Baca Juga: Hotman Paris Sebut Trik Lisa Mariana Cari Keadilan Sudah Buntu, Tak Bisa Gugat Pidana atau Perdata
Ada permintaan tenggat waktu untuk menunggu kegaduhan mereda dulu sebelum nanti dilakukan tes DNA.
"Ini bukan soal takut enggak takut. Situasinya lagi panas. Semua mata lagi melihat ke saya. Tenangin dulu, biar semuanya reda. Nanti kalau waktunya sudah tepat, kita ketemu dan selesaikan semuanya baik-baik," ucap diduga Ridwa Kamil.
Penawaran itu tidak digubris si pihak perempuan yang diduga Lisa Mariana. Dia tetap meminta uang ditransfer dalam waktu dekat, kalau tidak ingin masalah semakin panjang.
"Kalau duitnya enggak masuk minggu ini, ya maaf aja, aku bakal spill satu-satu buktinya tiap hari," ancam si perempuan.
Beredarnya rekaman suara itu membuat Lisa Mariana bereaksi. Ia tegas menyatakan bahwa ada salah satu pihak yang coba membuat narasi palsu.
"Itu editan ya, itu AI. Itu bukan suara saya," kata Lisa Mariana di kanal YouTube Intens Investigasi, Jumat (4/4/2025).
