Suara.com - Tepat tujuh hari sejak Titiek Puspa meninggal dunia.
Acara pengajian tujuh hari kepergian sang penyanyi legenda digelar keluarga di Auditorium Perguruan Tinggi Kepolisian (PTIK) di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (17/4/2025) malam.
Berdasarkan pantauan Suara.com, para tamu undangan sudah mulai berdatangan sejak pukul 18.00 WIB.
Para anggota keluarga, tamu undangan, serta awak media yang hadir dalam acara tersebut kompak mengenakan busana serba putih. Ini merupakan wasiat khusus dari almarhumah saat masih hidup.
Di antara ratusan tamu undangan, terlihat deretan artis seperti Inul Daratista dan suaminya Adam Suseno, Elvy Sukaesih, Iis Dahlia, Camelia Malik, Rossa, hingga Afgan turut hadir mengikuti doa bersama.
Petty Tunjungsari, anak pertama sekaligus perwakilan keluarga Titiek Puspa lalu menyambut para hadirin yang turut meringankan langkah arwah sang ibu melalui acara doa bersama.
"Di malam yang sendu, penuh hikmah keharuan, tapi nampaknya almarhumah menginginkan kita senyum, karena itu yang dimaui Eyang," kata Petty Tunjungsari yang berdiri di podium.
"Sekali lagi kami atas nama keluarga besar Hj Eyang Titiek Puspa terima kasih sedalam dalamnya atas kehadiran handaitaulan yang mau meringankan langkahnya hadir di malam hari ke tujuh wafatnya eyang pada 10 April 2025," ucapnya menyambung.
Baca Juga: Inul Daratista Nyekar Peringati 7 Hari Kematian Titiek Puspa, Makam Sang Musisi Tuai Sorotan
Petty Tunjungsari sendiri juga takjub melihat doa dan ucapan belasungkawa yang tak henti berdatangan sejak sang ibu wafat.
"Kami amaze (takjub) melihat kecintaan teman-teman dan kerabat yang mengekspresikan berbagai cara di media sosial, di mana mereka mengirimkan lagu dengan liriknya yang seperti pujangga," tutur Petty.
Perempuan 65 tahun tersebut juga menyadari bahwa cinta yang diberikan Titiek Puspa semasa hidupnya begitu deras hingga masih terasa sampai dia tiada.
"Tujuh hari ini saya membaca narasi-narasi cinta kasih yang damai sekali. Saya sering berdialog dengan almarhumah ibu saya, 'ma, sebetulnya, demi langit apa yang kau tanam? Sehingga kami anak cucu saat ini menuai tsunami cinta kasih dari semua yang mencintai mama'," ungkapnya.
Sementara itu, pengajian tujuh hari wafatnya Titiek Puspa dipimpin oleh Ustadz Das'ad Latif serta dihadiri oleh puluhan oleh anak yatim dari Yayasan Latansa Salaf.
Sebagaimana diketahui, Titiek Puspa merupakan legenda yang sudah berkiprah di industri musik Tanah Air selama lebih dari 60 tahun.
Titiek Puspa mengawali kariernya sejak usia 14 tahun. Kala itu, dia mengikuti kontes menyanyi Bintang Radio di Semarang.
Selain bernyanyi, kariernya juga cemerlang sebagai aktris dan host radio. Titiek Puspa terkenal dengan suaranya yang khas dan lagu-lagunya yang timeless serta mudah didengar.
Sang legenda juga terkenal sebagai panutan bagi banyak penyanyi muda di bawahnya.
Titiek Puspa meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan pada Kamis (10/4/2025) lalu sekira pukul 16.25 WIB.
![Titiek Puspa semasa hidup. [Instagram Titiek Puspa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/13/44476-titiek-puspa.jpg)
Perempuan bernama asli Sudarwati tersebut berpulang dalam usia 87 tahun saat tengah menjalani perawatan usai menjalani operasi akibat pendarahan otak di sisi kiri kepalanya.
Jenazah Titiek Puspa dimakamkan di area Taman Pahlawan AA1 Blad 48, TPU Tanah Kusir.
Profil singkat Titiek Puspa
Titiek Puspa lahir dengan nama Sudarwati pada 1 November 1937 di Tanjung, Kalimantan Selatan.
Ia merupakan salah satu ikon besar dalam dunia musik dan seni Indonesia. Dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, dan aktris, kariernya yang panjang dan penuh prestasi membuatnya dijuluki "Ibu Musik Indonesia."
Titiek Puspa sudah menunjukkan bakat luar biasa di bidang seni sejak kecil . Ia mulai dikenal secara nasional setelah mengikuti berbagai ajang lomba menyanyi di era 1950-an.
Namanya semakin melejit setelah bergabung dengan grup Orkes Simfoni di bawah pimpinan Ismail Marzuki.
Pada masa awal karier, ia sempat menggunakan beberapa nama panggung sebelum akhirnya menetapkan nama "Titiek Puspa," yang diberikan oleh Presiden Soekarno sendiri. Nama itu mencerminkan keanggunan dan semangat yang ingin terus mekar, seperti bunga puspa.