"Yang pertama, saya bukan Kak Seto jadi kesehatan mental anak itu bukan urusan saya," tegas Coki Pardede.
"Anda salah sasaran berharap saya memiliki perilaku yang mulia seperti Kak Seto. Berarti Anda belum kenal siapa itu Coki Pardede," imbuhnya.
Profesi Coki Pardede sebagai komedian pun dibahas. Coki merasa tak punya kewajiban memikirkan kesehatan mental seseorang karena bukan seorang psikolog.
"Yang kedua, saya itu komedian. Tugas saya cuma ngelucu aja. Kalau saya liat ada sebuah situasi yang berpotensi untuk saya bikin jadi kelucuan dan saya pengen, ya saya lucuin," terang Coki Pardede.
"Kesehatan mental orang yang saya lucuin, itu bukan menjadi tanggung jawab saya. Kalau jadi tanggung jawab saya, ya saya jadi psikolog," sambung pria 37 tahun itu.
Terakhir, Coki Pardede membicarakan kebebasan berpendapat yang berlaku dua arah.
"Anda bebas mengungkapkan pendapat Anda di social media, tapi yang mendengar juga bebas dong mengatakan pendapat Anda gobl*k," pungkasnya.
Penjelasan Coki Pardede rupanya masih tidak bisa diterima oleh sebagian netizen yang memikirkan kesehatan mental. Namun Coki tetap cuek.
"Ketika ada anak dikatain 'jelek muka lu', lalu anak ini yang mendengar itu merasa sakit hati, singkat cerita dia terpuruk mentalnya, Bunuh diri. Apakah orang yang ngatain itu merasa salah?" tanya akun @kholis_***.
Baca Juga: Bukan untuk Dirinya, Aura Cinta Kritik Dedi Mulyadi Demi Sang Adik Bisa Ikut Wisuda Sekolah
"Aku rasa enggak, kebanyakan di antara mereka bilang gini 'ini kan buat lucu-lucuan aja'. Ya emang lucu dan aku rasa juga nggak perlu tanggung jawab, tapi apakah kalian tidak merasa bersalah?" tanyanya lagi.
"Saya sih enggak ya, sibuk banyak jadwal," balas Coki Pardede.
Sebagai informasi, sosok Aura Cinta belakangan ini disorot atas keberaniannya menyampaikan pendapat di hadapan Dedi Mulyadi.
Namun yang lebih disorot adalah fakta bahwa Aura Cinta pernah menjadi bintang iklan pinjaman online alias pinjol, serta main sinetron dan talent dalam sebuah acara televisi.
Dugaan settingan konten lantas mencuat di antara komentar kekaguman yang ditujukan kepada Dedi Mulyadi atas kebijakannya.
Kontributor : Neressa Prahastiwi