Suara.com - Detik-detik Ariel Tatum kesal karena diledek oleh Chicco Jerikho menuai sorotan publik. Momen tersebut tampaknya terjadi di tengah proses syuting film Perang Kota.
Berdasarkan postingan akun TikTok @infofim.id pada Sabtu (3/5/2025) terlihat Chicco Jerikho dan Ariel Tatum tengah duduk di sofa warna abu-abu.
Lalu, Chicco Jerikho sengaja menyandarkan tubuhnya ke belakang pada pangkuan Ariel Tatum. Sambil memegang ponsel di satu tangannya, Chicco Jerikho berusaha menyentuh kepala sang aktris dengan tangan yang lain.
Wajah suami Putri Marino itu tersenyum lebar dengan ekspresi meledek. Sementara Ariel Tatum terlihat kesal dan berusaha mendorong punggung lawan mainnya itu supaya kembali duduk di posisi awal.
Ariel Tatum juga sambil mengeluhkan bagaimana lawan mainnya di film Perang Kota justru kebanyakan orang-orang ekstrovert, terutama Chicco Jerikho.
"Aku enggak suka disentuh dan aku dikelilingi sama orang-orang ekstovert ini," kata perempuan 28 tahun itu mengeluh dan ekspresi merajuk.
Sementara Chicco Jerikho hanya terkekeh geli melihat reaksi Ariel Tatum yang kurang suka dikelilingi banyak orang.
Melihat cara bercandaan Chicco Jerikho kepada Ariel Tatum membuat warganet menegur sang aktor akan perasaan istrinya, Putri Marino, jika melihat video tersebut.
"Ingat bang lu udah punya istri," kata seorang warganet menegur.
Baca Juga: Ditanya soal Instagram Exclusive, Jawaban Ariel Tatum Bikin Eca Aura Dianggap Kalah Bijak
"Nangis sih gue jadi Putri Marino, Lawan main suaminya Ariel Tatum, mana adegannya panas banget," ujar warganet lainnya.
Namun, ada pula warganet yang menganggap bercandaan Chicco Jerikho kepada Ariel Tatum layaknya kakak yang jahil kepada adiknya.
"Positive thinking aja, itu kayak abang yang lagi jahil sama adiknya," imbuh warganet lain.
Ariel Tatum dan Chicco Jerikho sempat nge-date sebelum mulai syuting
Ariel Tatum dengan Chicco Jerikho baru-baru ini memang terlibat proyek film yang sama yakni Perang Kota.
Film yang tengah tayang di bioskop itu mengambil latar belakang zaman revolusi, tepatnya di tahun 1946-an, dengan latar tempat Kota Lama Surabaya.