Unik, Perang Kota Hadir Dalam Layar 4:3 di Bioskop

Selasa, 22 April 2025 | 19:21 WIB
Unik, Perang Kota Hadir Dalam Layar 4:3 di Bioskop
Cuplikan film Perang Kota (Instagram/moulysurya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Film terbaru arahan sutradara Mouly Surya, Perang Kota hadir dalam visual yang unik yaitu penggunaan rasio layar 4:3. Hal ini jarang ditemukan dalam proyek film layar lebar.

Sang sutradara mengaku ada proses panjang dan pertimbangan yang matang bersama seluruh sinematografer yang terlibat dalam mewujudkan hal ini.

Hal ini Mouly Surya sampaikan dalam konferensi pers rilis film Perang Kota yang digelar di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin (21/4/2025).

"Itu ditentukan lewat pemikiran yang panjang dan ekstensif ya istilahnya. Selama development, kami bolak-balik sama tim kreatif, sama DOP aku, Roy Lolang, sama Rama Adi juga produser aku, tentang aspek rasio yang mau kami pakai gitu," kata Mouly Surya kepada wartawan.

Jajaran pemain dan sutradara film Perang Kota di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (21/4/2025). [Suara.com/Tiara Rosana]
Jajaran pemain dan sutradara film Perang Kota di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (21/4/2025). [Suara.com/Tiara Rosana]

Pertimbangan penggunaan rasio yang lebih sempit ini adalah karena Mouly Surya ingin penonton fokus pada pergerakan para pemainnya. 

"Karena treatment yang aku mau di film (Perang Kota), kamera itu selalu bergerak mengikuti karakter, dan pengin fokus ke mereka gitu. Pengin fokus terus mengikuti perjalanan mereka, melihat perspektif mereka," ungkap Mouly.

Roy Lolang, sebagai DOP (penata fotografi) Perang Kota menjelaskan bahwa rasio 4:3 digunakan untuk menyajikan imaji yang otentik dari sebuah karya.

Selain itu, sudut kamera dalam Perang Kota dibuat seperti mata yang tengah memicingkan pandangan.

"Rasio 4:3 ini kita lebih intim, dekat. Jadi sinematografer harus bisa sajikan satu sisi POV dari pencerita. Dengan kesadaran penuh kamera itu dijadikan pihak ketiga yang mengintip kejadian dalam film ini," tutur Roy Lolang dalam kesempatan yang sama. 

Baca Juga: Fatih Unru Bongkar Peran Brutalnya di Pengepungan Bukit Duri: Bully dan Kekacauan di Masa Depan

"Kamera itu seakan kita lagi memicingkan mata. Formatnya kecil, hanya 4:3 artinya lebih konsen dan dekat dengan apa yang ada di film ini," ucapnya menyambung. 

Film Perang Kota diproduksi dalam waktu 33 hari, menggambarkan kehidupan Jakarta era 1946, saat pemerintahan kolonial.

Film yang diangkat dari novel legendaris karya Mochtar Lubis ini menampilkan potret individu dan negeri yang tetap berjuang demi kebebasan setelah Indonesia merdeka.

Film karya Cinesurya yang berkolaborasi dengan Starvision dan Kaninga Pictures ini juga bekerja sama dengan sineas internasional seperti Hubert Bals Fund dan Purin Pictures.

Sebelum tayang di bioskop, Perang Kota telah ditayangkan perdana di International Film Festival Rotterdam pada 9 Februari 2025. 

Film ini menggambarkan kisah Isa (Chicco Jerikho), seorang mantan pejuang yang kini menjadi guru sekolah dasar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI