Suara.com - Atalarik Syach membawa kabar kurang menyenangkan usai rumah yang ia tempati bertahun-tahun tiba-tiba dieksekusi.
Diakui Atalarik Syach, rumah tersebut memang sedang jadi obyek sengketa di pengadilan.
"Saya berjuang untuk mempertahankan tanah saya dari 2015," terang Atalarik Syach dalam unggahan Instagram Story, Kamis, 15 Mei 2025.
Namun, pengadilan belum menjatuhkan putusan terhadap status rumah Atalarik Syach.
"Ini belum inkrah. Masih ada gugatan dan lagi dirapiin," beber Atalarik Syach.
![Atalarik Syach [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/06/12/80920-atalarik-syach-atalarik-syah.jpg)
Proses eksekusi lahan di kediaman Atalarik Syach pun diklaim terjadi secara tiba-tiba, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
"Tidak ada pemberitaan ke saya. Dianggap kami ini binatang. Tidak ada surat untuk kami dan sekarang sudah dieksekusi," keluh Atalarik Syach.
Padahal, Atalarik Syach sudah mendaftarkan kepemilikan tanah tempat rumahnya berdiri sejak berpuluh tahun lalu.
"Tanah ini sudah dibeli dari tahun 2000," kata Atalarik Syach.
Baca Juga: Profil Tsania Marwa, Mantan Istri Atalarik Syach Curhat 7 Tahun Sulit Bertemu Anak
Atalarik Syach juga tidak diberi kesempatan memperjuangkan harta yang sudah jadi haknya sejak lama.
"Saya bukan penipu, bukan penjahat. Nyari saya gampang. Tapi saya nggak diberi ruang untuk itu," tutur Atalarik Syach.
Bahkan, para petugas yang datang melakukan eksekusi lahan tidak ada satu pun yang bersedia memberikan informasi saat diminta konfirmasi.
"Saya lagi dizalimi. Petugas namanya ditanyain satu-satu aja, nggak ada yang mau ngasih. Bingung saya," kisah Atalarik Syach.
Atalarik Syach akhirnya memilih jalur viral, dengan mengunggah momen eksekusi lahan itu ke media sosial.
Diharapkan Atalarik Syach, ada warganet yang bisa membantunya mencari jalan keluar atas permasalahan tersebut.
![Atalarik Syach [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/06/12/94533-atalarik-syach-atalarik-syah.jpg)
"Temen-temen, siapa yang bisa bantu, di tengah maraknya kasus korupsi gede-gedean? Saya orang kecil, dizalimi seperti ini," ucap Atalarik Syach.
Kasus serupa sebelumnya sempat dialami artis lain, Wanda Hamidah yang kala itu juga menghebohkan publik
Sebagaimana diketahui, Wanda Hamidah mengabarkan lewat Instagram bahwa gerombolan dari Pemuda Pancasila mendatangi kediamannya pada November 2022.
"Mereka menyerang rumah kami," tulis Wanda Hamidah dalam unggahannya sambil mengunggah foto suasana dari balik pagar rumah.
Terlihat dalam unggahan Wanda Hamidah, rombongan ormas Pemuda Pancasila juga memaksa masuk ke dalam rumahnya.
"Ya Allah, lindungi keluarga kami," kata Wanda Hamidah di unggahan tersebut.
Wanda Hamidah turut meminta perlindungan Kapolri hingga Presiden Joko Widodo terkait aksi massa Pemuda Pancasila yang mengerumuni rumahnya.
"Mohon perlindungan," ucap Wanda Hamidah seraya menandai akun Instagram Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hingga Presiden Joko Widodo.
Bukan kali pertama rumah Wanda Hamidah digeruduk massa dalam jumlah besar. Sebelumnya, petugas Satpol PP pernah datang pada Oktober 2022 untuk meminta perempuan 44 tahun mengosongkan rumah.
Diketahui dari peristiwa penggerudukan itu, rumah Wanda Hamidah ternyata diklaim milik Japto Soerjosoemarno.
Hamid Husein selaku paman Wanda Hamidah bahkan ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan penyerobotan lahan.
Wanda Hamidah pribadi akhirnya pasrah mengikuti tuntutan pengosongan lahan di hari itu.
Sebab sejak sebelum Wanda Hamidah datang ke lokasi, proses pengosongan lahan sudah dimulai dengan papan tanda segel terpasang di depannya.
"Tanah ini milik Bapak KRMH Japto S. Soerjosoemarno. Dilarang merusak dan masuk tanpa izin. Barang siapa yang mencoba merusak dan memaksa masuk tanpa izin, diancam sesuai Pasal 406 dan 167 KUHP," demikian keterangan yang tertera dalam papan serta spanduk larangan.
Namun, Wanda Hamidah dalam sebuah wawancara pada Desember 2022 menyatakan masih berjuang bersama keluarga untuk mengambil lagi hak mereka.
"Ya sebagai manusia kami tentu berikhtiar. Kami kan masih punya daya juang. Ya saya percaya amar ma'ruf nahi mungkar. Yang benar itu benar, yang salah itu salah," tegas Wanda Hamidah.