"Kinerja selalu tercapai. Sri Mulyani sampai bisik-bisik waktu itu, 'Nggak pengaruh tuh anggaran gue potong. Lo tetep bisa melebihi KPI terus'," kenang Sandiaga Uno.
Layaknya peringatan untuk para menteri yang kini menjabat di era pemerintahan Prabowo Subianto, Sandiaga Uno berbicara tentang pentingnya kemampuan membaca situasi.
"Ya kami harus inovasi kan. Begitu anggaran dipotong, ya kami harus tingkatkan inovasi dan adaptasi dengan situasi terkini, dan kolaborasi," papar Sandiaga Uno.
Pemangkasan anggaran bukan jadi soal, kalau menteri yang menjabat juga paham apa yang harus ia kerjakan.
Sandiaga Uno mencontohkan, bagaimana Kemenparekraf RI bisa menjalankan arahan Jokowi dengan mengandalkan bantuan para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif itu sendiri.

"Industri pariwisata dan ekonomi kreatif ini kan banyak playernya," kata Sandiaga Uno.
Keluhan soal anggaran minim, di mata Sandiaga Uno, cuma membuang-buang energi dan membuat kementerian terkait berpeluang besar mendapat rapor merah dari Presiden.
"Gue selalu bilang begini, 'Kalau kita terus mengeluh masalah anggaran, ya habis energi kita'," tutur Sandiaga Uno.
Ditambah lagi, hampir semua yang bekerja di kementerian tahu betul bahwa selalu ada kelebihan anggaran yang tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Baca Juga: Menyingkap Makna di Balik Larangan Gembar-gembor Dua Periode Prabowo
"Kalau misalkan kami terima apa yang sudah dianggarkan, kami tahu bahwa 30 persen dari anggaran itu, dari tahun ke tahun, tidak efektif, nggak berkualitas. Ya tahu lah, buat bikin kegiatan yang diada-adain," pungkas Sandiaga Uno.