Suara.com - Kreator konten Ajeng Kamaratih namanya mendadak disebut-sebut usai didapuk menjadi MC atau pemandu acara saat kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Salah satu yang menjadi pembicaraan hangat di media sosial adalah saat Ajeng Kamaratih tiba-tiba dicium oleh istri Presiden Prancis, Brigitte Macron.
Tentu saja momen tersebut langsung viral dan membuat nama Ajeng Kamaratih mendadak disebut-sebut karena interaksi akrabnya dengan petinggi negara Prancis itu.
Lalu siapa sebenarnya sosok Ajeng Kamaratih? Berikut adalah informasi selengkapnya.
Profil

Ajeng Kamaratih adalah wanita kelahiran Jakarta pada 16 Agustus 1986 silam. Dia merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Studi Gender Universitas Indonesia dan Sastra Perancis Universitas Sorbonne Perancis.
Ajeng Kamaratih memulai kariernya di dunia modeling. Ia meraih pretasi usai terpilih menjadi pemenang favorit pembaca dalam Wajah Femina 2006.
Selain cantik, Ajeng juga memiliki wawasan yang luas. Terbukti saat ia masuk dalam lima besar di kontes Miss Indonesia 2008 mewakili Bangka Belitung.
Selain modeling, Ajeng Kamaratih juga pernah menjadi pembawa acara berita televisi yakni Seputar Indonesia, Sekilas Info, Liputan 6, dan Kompas TV.
Kemampuan Bahasa Asing

Tidak hanya berbakat di bidang jurnalis, Ajeng juga sosok cerdas yang memiliki kemampuan berbicara beberapa bahasa asing.
Baca Juga: Apresiasi Indahnya Candi Borobudur, Presiden Macron Sebut Besarnya Peradaban Indonesia
Melalui konten-kontennya di media sosial, Ajeng sering menunjukkan kemampuan berbicara bahasa asing.
Bahasa yang dikuasainya adalah Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, dan sebagainya.
Ajeng kerap membagikan informasi seputar bahasa dan informasi bermanfaat dari negara-negara dunia lainnya melalui media sosial.
Sempat Diremehkan saat SMA
Keberhasilan Ajeng selama kariernya ternyata tak lepas dari ujian dan hinaan yang sempat diterimanya pada masa lalu.
Saat SMA, Ajeng sempat dikucilkan lantaran memilih jurusan yang jarang diminati oleh siswa lainnya.
Tidak seperti mayoritas siswa lain yang memilih jurusan IPA, Ajeng dengan keyakinannya justru memilih jurusan Bahasa.