Suara.com - Komika sekaligus aktris Kiky Saputri memutuskan untuk mengambil langkah hukum terhadap seorang warganet yang melontarkan hujatan bernada kebencian hingga mendoakan hal buruk terhadap anaknya.
Keputusan ini diambil Kiky setelah merasa bahwa ujaran kebencian yang ditujukan kepadanya sudah melampaui batas toleransi.
Kiky Saputri menyampaikan bahwa ia sebenarnya sudah cukup lama menjadi sasaran komentar jahat di media sosial, terutama sejak masa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ia menilai sebagian besar komentar itu sebagai bentuk ketidaksetujuan publik terhadap pandangannya. Namun, Kiky kala itu masih bisa menerima, bahkan menjadikannya sebagai bahan candaan.
"Sudah sejak hamil, sebenarnya hujatan itu mulai berdatangan. Ada yang bilang cebol, bogel, buzzer semuanya saya anggap lucu-lucuan aja. Saya pikir ya sudahlah, saya lawak-lawakin aja," ujar Kiky saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin 2 Juni 2025.

Namun situasi berubah drastis saat ia melahirkan anak pertamanya. Salah satu komentar dari warganet yang diduga sebagai hater membuat Kiky tak bisa lagi menahan emosi.
Bukan lagi sekadar menyindir atau mencibir fisiknya, tetapi komentar tersebut secara terang-terangan mendoakan agar anak Kiky meninggal dunia.
"Pas anak saya lahir, tiba-tiba ada yang komen doain anak saya mati. Itu sih udah keterlaluan banget," ungkap Kiky dengan nada serius.
Bagi perempuan kelahiran 22 Oktober 1993 itu, ucapan tersebut adalah titik balik yang membuatnya mantap menempuh jalur hukum.
Baca Juga: Kiky Saputri Tak Ajak Anak Angkat Beri Kejutan Ulang Tahun untuk Suami, Netizen: Kok Dilupakan
Ia menilai bahwa bukan hanya dirinya yang terluka, tetapi juga keluarganya, terutama sang suami, Muhammad Khairi, yang ikut merasa sangat terpukul.
Kiky mengaku saat komentar tersebut muncul, dirinya tengah berada dalam masa penyesuaian sebagai ibu baru.
Di tengah rutinitas menyusui dan kurang tidur, ia tidak terlalu mengikuti perbincangan panas di media sosial.

Namun ketika ia membuka media sosial, ia terkejut dengan banyaknya komentar yang menyalahkan dirinya atas isu yang sedang ramai kala itu, yakni pengesahan salah satu Rancangan Undang-Undang (RUU) yang kontroversial.
"Aku lagi sibuk banget jadi ibu baru, tiap hari begadang, nyusuin, mana sempat liat media sosial. Tiba-tiba kok rame banget nyalahin aku," terangnya.
"Padahal aku bukan anggota DPR, bukan siapa-siapa juga. Tapi ada yang sampai bilang, 'Gue sumpahin anak lo mati biar lo bisa bersuara lagi'. Itu sih udah keterlaluan banget," jelas Kiky dengan ekspresi kecewa.
Kiky menegaskan bahwa anaknya tidak ada sangkut pautnya dengan persoalan politik atau pandangan pribadi yang ia miliki.
Oleh karena itu, ia merasa tindakan melaporkan pelaku ke pihak berwajib adalah langkah yang paling tepat.
"Anak saya nggak salah apa-apa. Dia masih bayi, masih polos. Kenapa harus dilibatkan? Saya nggak bisa diam aja," tegasnya.
Dengan dukungan dari keluarga dan tim hukumnya, Kiky mengaku sudah mulai mengumpulkan bukti dan mencari identitas pelaku untuk diproses secara hukum.
Ia berharap langkah ini bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih bijak dalam bermedia sosial dan tidak sembarangan menyebar ujaran kebencian, apalagi yang menyasar anak-anak.
"Ya, kita proses aku cari orangnya. Kita lihat aja nanti gimana nasib dia (si haters), yang penting saya sekarang tenang karena sudah ambil tindakan," tutup Kiky.

Langkah berani Kiky ini menuai banyak dukungan dari rekan sesama artis dan netizen yang mengecam tindakan hater tersebut.
Banyak yang berharap agar keadilan bisa ditegakkan dan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.