Suara.com - Pandji Pragiwaksono belum lama ini mencoba pengalaman baru yang cukup ekstrem, yakni mendaki Gunung Kawi untuk pertama kalinya.
Ajakan naik gunung ini datang dari komika Dzawin Nur. Menurut Dzawin, Pandji memang cocok diajak karena ia dikenal sebagai sosok yang penakut, bahkan saat ia berada di rumahnya sendiri.
“Ini takut di rumah sendiri, makanya gua WhatsApp langsung ‘Ayo gua yakin rumah lu dibanding gunung, lebih seram gunung,” kata Dzawin Nur dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Rabu, 4 Juni 2025.
Keputusan Dzawin memilih Gunung Kawi juga bukan tanpa pertimbangan. Gunung tersebut dikenal sebagai salah satu tempat dengan yang terkenal memiliki reputasi mistis paling kuat di Pulau Jawa.
“Kita coba langsung praktik di lapangannya, dan gue pilih langsung Gunung Kawi yang katanya pusat pesugihan Pulau Jawa,” tutur Dzawin.

Sebelum memulai pendakian, Dzawin kerap menggoda Pandji dengan dengan menceritakan beberapa mitos umum soal naik gunung.
“Dan ternyata mas-mas ini tuh enggak tahu dia jarang nonton horor segala macam. Dia bahkan enggak tahu kalau jalan bertiga itu adalah mitos yang enggak boleh dilakukan,” tutur Dzawin.
“Karena kalau bertiga katanya nanti akan digenapin,” katanya melanjutkan.
Pandji yang belum familiar dengan dunia pendakian terlihat panik hingga menutup mulutnya ketika Dzawin bercanda soal mitos tersebut.
Baca Juga: Jakarta Tutup Tur 'Mens Rea' Pandji Pragiwaksono, Bakal Jadi Acara Komedi Terbesar di Asia Tenggara
Tak hanya sekali, Dzawin kembali menggoda komika tersebut dengan menyinggung pesan terakhir yang belum sempat Pandji sampaikan kepada keluarganya.
“Terus sayangnya Mas Pandji lupa untuk memberikan pesan-pesan terakhir untuk anak-anaknya,” ucap Dzawin dengan serius.
Mendengar penuturan Dzawin, reaksi Pandji pun langsung kaget.
“Kok pesan-pesan terakhir?” tanya Pandji.
Dengan enteng Dzawin menjawab, “Karena ada kemungkinan kita hilang.” ujarnya.
Sontak saja ucapan itu semakin membuat Pandji gelisah.
Pada momen tersebut Pandji membuat pengakuan, bahwa satu-satunya alasan ia mau diajak naik gunung adalah karena Dzawin yang mengundangnya.
“Gua kasih tahu sama yang nonton. Satu-satunya patokan gua adalah karena Dzawin yang ngajak, kalau orang lain yang ngajak, gua gak akan mau,” ujar Pandji.
Kepercayaan Pandji pada Dzawin membuatnya merasa aman, meskipun tempat yang dituju cukup menyeramkan.
Namun ucapan Dzawin soal mitos-mitos dan hal-hal menyeramkan lainnya membuat Pandji kepikiran.
“Tapi karena Dzawin, justru gua ngerasa aman, tapi kenapa gua harus ada pesan-pesan terakhir,” tutur komika 46 tahun itu.

“Gua enggak ada bilang sama istri dan anak gua kalau gua ke Gunung Kawi. Gua takut mereka khawatir,” katanya melanjutkan.
Akhirnya tiba waktunya pendakian. Dzawin memberikan tips penting untuk menghadapi kemungkinan gangguan-gangguan mistis yang mungkin dialami selama pendakian.
“Jadi aturan pertama bang, jadi ingat ya. Kalau lu ngelihat sesuatu, merasakan sesuatu, mendengar sesuatu, apapun itu cerita lah langsung,” katanya.
Kemudian, untuk menambah semangat, komika lulusan pesantren itu membuat sebuah motto untuk tim pendakian tersebut.
“Kita motto dulu bang. Mottonya adalah berangkat bareng, pulang bareng, dan hilang bareng,” ujar Dzawin.

Alih-alih semangat, motto tersebut malah membuat Pandji tambah tegang.
“Tapi itu kan kayak ngedoain gitu. Optimis gitu,” protes mantan penyiar radio itu.
Meski awalnya panik, pengalaman mendaki Gunung Kawi bersama Dzawin menjadi kisah tak terlupakan bagi Pandji.
Juri Stand Up Comedian Indonesia (SUCI) itu perlahan bisa menikmati pendakian dengan diselingi candaan khas komika.
Kisah pendakian Pandji tersebut juga diunggah melalui kanal YouTube pribadinya dan sudah ditonton sebanyak 1,3 juta kali.
Kontributor : Rizka Utami