Suara.com - Verrell Bramasta baru-baru ini mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan saat ia tengah berada di Singapura untuk berlibur.
Maksud hati ingin bersantai menikmati waktu liburnya bersama sang adik, Verrell justru mengalami kejadian tak terduga.
Kejadian bermula saat putra sulung Venna Melinda itu ingin mencari restoran Indonesia yang ada di Singapura.
Saat akan mencari makan siang di kawasan Paya Lebar Square, Verrell bertemu dengan beberapa orang wanita yang memintanya berfoto bersama.
Dengan sabar, pria yang dikabarkan menjalin hubungan dengan Fuji itu tetap melayani permintaan foto dari para penggemar.
Namun ternyata semakin banyak penggemar yang menghampiri Verrell untuk berfoto. Dari awalnya hanya beberapa orang saja, dengan cepat jumlahnya semakin bertambah.
Segerombolan wanita terlihat berjalan mengikuti Verrell Bramasta ke manapun ia pergi. Suasana semakin tidak kondusif saat para wanita itu mulai mencium Verrell dengan paksa.
Mereka juga tak segan menarik, mencubit, hingga tak sengaja mencakar wajah dan tubuh anggota DPR RI tersebut.
Saking kacaunya kondisi saat itu, Verrell akhirnya melarikan diri ke dalam toilet di dalam mal. Ia pun menceritakan pengalamannya itu melalui video yang diunggah ke akun Instagram pribadinya.
Baca Juga: Cek Fakta: Verrell Bramasta Bakal Segera Nikahi Fuji
“Di Singapura banyak sekali TKI dan TKW. Kita sampai dimintain foto, sampai ke kamar mandi pada nungguin di luar. Tadi banyak yang nyakar-nyakar,” kata Verrell Bramasta dikutip dari akn Instagram @bramastavrl pada Senin, 9 Juni 2025.

Beruntungnya saat itu ada pihak kepolisian setempat membantu Verrell ke luar dari kerumunan penggemar.
Salah seorang petugas sempat mengetuk pintu toilet yang menjadi tempat persembunyian Verrell dari kejaran para penggemar.
Setelah menjelaskan permasalahannya, petugas kepolisian Singapura akhirnya mengawal mantan kekasih Natasha Wilona itu sampai ke taksi.
Verrell mengapresiasi langkah polisi Singapura yang dengan sigap membantu warga negara lain yang saat itu tengah berlibur di negaranya.
“Atas nama masyarakat Indonesia di Singapura, di sini bantuan polisinya luar biasa. Padahal mereka enggak tahu kita siapa di sini, cuma melihat ada masyarakat yang membutuhkan dibantu sama polisi Singapura,” kata Verrell.