Suara.com - Gelombang penolakan terhadap pembukaan lahan tambang di wilayah Raja Ampat, Papua masih bermunculan.
Meski pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Bahlil Lahadalia sudah menyatakan bahwa penambangan di Pulau GAG, Raja Ampat tidak merusak lingkungan, masih banyak yang meyakini bahwa cerita yang dibagikan tidak sesuai kenyataan.
Pernyataan keprihatinan kini datang dari artis Ayu Anjani, yang menyebut beberapa proyek pemerintah terdahulu sudah lebih dulu merusak alam.
Lewat sebuah unggahan di Instagram, Senin, 9 Juli 2025, Ayu Anjani mengawali keluh kesahnya lewat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), yang ia yakini berdampak juga ke peran hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia.
"Kalimantan yang merupakan paru-paru dunia, udah jadi IKN," tulis Ayu Anjani.
Selain pembangunan IKN, ada juga Taman Nasional Komodo yang Ayu Anjani sebut mulai terganggu ekosistem aslinya.
"Taman Nasional Komodo udah banyak kena campur tangan keasriannya," tutur Ayu Anjani.
Kini, keindahan alam Raja Ampat juga berpotensi rusak imbas pertambangan nikel di gugusan pulau-pulau kecilnya.
Akan sangat disayangkan menurut Ayu Anjani, kalau kawasan yang dikenal sebagai surga dunia terakhir itu sampai tercemar juga dengan limbah nikel.
Baca Juga: Save Raja Ampat Menggema, Yudha Keling Ingatkan Publik Soal Ekonomi Negara yang Belum Bangkit
![Ayu Anjani [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/06/29/71015-ayu-anjani.jpg)
"Apakah surganya Indonesia di Kepulauan Raja Ampat, harus tercemar limbah nikel juga?," kata Ayu Anjani mempertanyakan
Cerita kerusakan alam Raja Ampat sendiri pertama dibagikan oleh organisasi pemerhati lingkungan Greenpeace, lewat sebuah unggahan di akun Instagram mereka baru-baru ini.
"The Last Paradise. Satu per satu keindahan alam Indonesia dirusak dan dihancurkan, hanya demi kepentingan sesaat dan golongan oligarki serakah," tulis Greenpeace dalam keterangan unggahannya.
Sebelum masuk ke Raja Ampat, pertambangan nikel yang jadi bagian program hilirisasi disebut Greenpeace sudah meninggalkan kerusakan di berbagai tempat.
"Hilirisasi nikel, yang digadang-gadang sebagai jalan menuju energi bersih, telah meninggalkan jejak kehancuran di berbagai tempat, dari Sulawesi hingga Maluku," kata Greenpeace.
Ada andil PT Antam di balik praktek pertambangan nikel yang menimbulkan kerusakan alam di wilayah Raja Ampat.