Suara.com - Tak sedikit pengikut Gus Dur yang percaya kalau mantan presiden tersebut memiliki karomah atau kemampuan di luar akal karena ketaatannya pada Tuhan. Salah satu keajaiban Gus Dur diceritakan ulang oleh ulama besar NU Said Aqil Siradj.
Cerita ini diungkap Said dalam konten bincang-bincang di kanal Youtube Mahfud MD Official. Menurut Said, yang juga dipercaya para pengikut Gus Dur, almarhum berbeda dari orang kebanyakan.
"Saya pahami Gus Dur kalau bicara bukan Hanya logika yang dipakai," kata Said dikutip Suara.com, Kamis, 12 Juni 2025.
Sebelum menceritakan kisah ajaib Gus Dur, Said lebih dulu menjelaskan cara orang menyampaikan sesuatu.
Pertama, ada yang namanya insting. Menurut mantan Ketua Umum PBNU ini, insting adalah tingkatan paling rendah karena juga dimiliki oleh binatang.
"Anjing misalkan atau monyet ya," ujar Said.
Setelah insting, lanjut Said, ada yang namanya feeling atau dalam bahasa Arab disebut atifah. Hanya saja, kemampuan ini cenderung diiringi keinginan.
"Saya (bilang) Hari ini (sepertinya) nggak hujan, karena saya ingin nggak hujan. Kecampuran kepentingan," katanya.
Setelah feeling, menurut Said ada firasat. Ia kemudian mengutip salah satu hadits yang artinya "hati-hati dengan firasat orang mukmin."
Baca Juga: Soeharto dan Gus Dur Kembali Dicalonkan Jadi Pahlawan Nasional! Ini Kata Mensos
Memaknai hadits tersebut, Said mengatakan bahwa orang mukmin kalau punya firasat banyak benarnya. Hanya saja, firasat masih rendah tingkatannya.
Lebih lanjut kata Said, paling tinggi adalah intuisi atau dalam bahasa Arab disebut Kasyaf. Menurutnya, kasyaf adalah cahaya langsung dari Allah.
Tingkatan ini disebut Said dimiliki oleh Gus Dur ketika menyampaikan sesuatu.
![Ilustrasi presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. [Dok. NU]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/08/25/83822-ilustrasi-presiden-ke-4-ri-abdurrahman-wahid-atau-gus-dur-dok-nu.jpg)
"Maka ketika beliau ngomong itu bukan dari siapa-siapa ya, langsung dari Allah," katanya.
Baru setelahnya, Said menceritakan sebuah peristiwa di luar logika manusia. Momen ini terjadi jauh sebelum Gus Dur jadi presiden RI.
Pada suatu waktu, Gus Dur diundang untuk jadi salah satu narasumber di acara seminar di Gedung Pustaka Nasional. Seminar tersebut diberi tajuk Mengenang Jasa Jenderal TB Simatupang.