Tantowi Yahya Singgung Kenaikan Gaji Hakim hingga 280 Persen: Kalau Rakus, Tetap akan Nyolong

Ferry Noviandi Suara.Com
Kamis, 12 Juni 2025 | 19:36 WIB
Tantowi Yahya Singgung Kenaikan Gaji Hakim hingga 280 Persen: Kalau Rakus, Tetap akan Nyolong
Tantowi Yahya mengkritik kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menaikkan gaji hakim hingga 280 persen.. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pembawa acara sekaligus politikus senior Tantowi Yahya turut mengomentari kebijakan baru Presiden Prabowo Subianto yakni menaikan gaji hakim di Indonesia.

Tak tanggung-tanggung gaji hakim naik 280 persen dari gaji semula.

Tujuannya tidak lain agar hakim tidak korupsi atau mudah disuap dalam menjalankan tugasnya sebagai penegak keadilan di Tanah Air.

Sambil mengunggah pemberitaan tentang Presiden Prabowo umumkan kenaikan gaji hakim, ada sebuah harapan dari mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru ini.

Kakak Helmy Yahya ini berharap dengan kenaikan gaji tersebut, tidak ada lagi permainan di pengadilan.

Keadilan di Indonesia pun bisa ditegakkan seadil-adilnya tanpa syarat.

"Mudah-mudahan tidak ada lagi korupsi dan permainan di pengadilan sehingga keadilan bisa ditegakkan dengan seadil-adilnya," kata Tantowi Yahya di Instagram, Kamis (12/6/2025).

Meski begitu, dia masih tetap ada rasa khawatir karena korupsi tetap saja bisa terjadi. Mantan pembawa acara kuis Ho Wants To Be A Millionaire menilai, sifat rakus bisa saja tetap ada pada diri manusia yang tak pernah puas.

Baca Juga: Gaji Sudah Dinaikkan Prabowo, DPR jika Masih Ada Hakim Nakal: Pecat, Hukum Setimpal!

"Saya sebut mudah-mudahan karena Korupsi itu disebabkan oleh dua hal, kebutuhan dan kerakusan. Kalau sekadar kebutuhan, kenaikan gaji sampai 280% itu seharusnya sudah bisa memenuhi kebutuhan," ujarnya.

"Tapi kalau memang rakus, mau dikasih gaji berapa saja tetap saja akan nyolong dan garong," ucap sosok 64 tahun ini.

Banyak warganet yang memiliki pemikiran seperti Tantowi Yahya.

President of University In Diversity (UID) Tantowi Yahya dalam acara Seminar Artificial Intelligence bertajuk Penerapan AI pada Industri dan Pemerintahan di Bali di KEK Kura-kura Bali, Serangan, Denpasar, Sabtu (15/6/2024). [Suara.com / Eviera Paramita Sandi]
Tantowi Yahya mengkritik kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menaikkan gaji hakim hingga 280 persen. [Suara.com / Eviera Paramita Sandi]

Warganet juga tak yakin dengan kenaikan gaji akan mengurangi angka korupsi. Karena masalahnya bukan hanya di gaji melainkan lebih ke mentalnya.

"Sebenarnya bukan masalah gaji sih pak, tapi masalah mental aja. Memang masih kurang ya gaji sebagai hakim di Indonesia ini?" komentar seorang warganet.

"Problemnya di 'mental model' hakim pak, bukan gaji," imbuh warganet lain.

"Mau gajinya segede apapun kalau yang nyuap sekelas presiden mana bisa lawan?" komentar warganet lain menyindir.

"Sebenernya ini soal mental pengin 'kaya', tapi Bapak Presiden sudah ambil keputusan naikkan gaji, harus terima kasih banyak dan hakim harus bersyukur tuh. Kita rakyat tetap memantau aja jangan sampai ada drama drama suap," uap warganet lain.

"KPK juga di kasih gaji tinggi tapi yaaa, begitulah. Sebenarnya tergantung karakter masing-masing orang sih, bukan dari besarnya gaji," kata yang lain.

Sebelumnya, Tantowi Yahya juga viral setelah pernyataannya mengungkap pengalaman berobat di Penang, Malaysia.

Tantowi menyebutkan banyak orang Indonesia yang berobat di Penang daripada rumah sakit di Indonesia.

Ada tiga hal yang membuat banyak orang Indonesia lebih memilih berobat di Penang, Malaysia.

Satu di antaranya tingkat akurasi tinggi karena punya alat modern dan dokter profesional.

Kecepatan pelayanan juga menjadi poin penting yang membuat pasien senang berobat di sana.

"Sangat cepat di sini, kita menunggu dari satu bilik atau satu pelayanan ke pelayanan lainnya itu kadang kurang dari lima menit. Nah, hasil seluruhnya bisa kita dapatkan kurang dari 4 jam," kata Tantowi dalam video yang diunggah di akun Instgram-nya, Rabu, 10 Juni 2025.

Tingkat kepercayaan pasien pada rumah sakit di sini sangat tinggi.

"Pasien-pasien itu mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap hasil yang dihasilkan oleh medical check up ataupun pengobatan. Barangkali, ini kecanggihan dokternya ya dan dibantu dengan alat-alat, sehingga rasa percaya itu tumbuh dan semakin tinggi," ujarnya.

Selain itu, biaya di rumah sakit Penang, Malaysia termasuk murah.

"Saya katakan murah, karena biayanya itu 30 persen dari biaya yang seharusnya atau biasanya kita bayar di Jakarta, atau 50 persen lebih murah daripada di Singapura. Mengapa itu murah? Ternyata salah satunya mesin-mesin modern yang mahal itu, ketika masuk ke Pinang itu tidak dikenakan pajak oleh pemerintahnya," imbuhnya.

Biaya yang terjangkau itu membuat pasien merasa tak diperas hanya untuk berobat.

"Pasien-pasien di sini tidak merasa diperas oleh rumah sakit ataupun dokternya. Jadi, ya mereka cari uang tapi ada kesan humanisnya, ada kesan pelayanan kepada masyarakat," ucap Tantowi.

Kontributor : Tinwarotul Fatonah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI