Mandra Sindir Belum Bertemu Rano Karno Sejak Jadi Wagub Jakarta: Saya Rakyat, Dia Pejabat

Yazir F Suara.Com
Jum'at, 27 Juni 2025 | 13:34 WIB
Mandra Sindir Belum Bertemu Rano Karno Sejak Jadi Wagub Jakarta: Saya Rakyat, Dia Pejabat
Kolase Mandra sindir Rano Karno.

Suara.com - Persahabatan ikonik antara dua seniman legendaris Betawi, Mandra dan Rano Karno, yang terjalin erat sejak era sinetron "Si Doel Anak Sekolahan", kini tampaknya menemui babak baru yang penuh tanda tanya.

Sebuah jarak terasa membentang, bukan karena perselisihan pribadi, melainkan karena dinding jabatan yang kini mengelilingi Rano Karno.

Mandra, dengan gaya bicaranya yang ceplas-ceplos dan jujur, secara terbuka mengaku belum pernah sekalipun bertemu atau berkomunikasi dengan sahabatnya itu sejak Rano dilantik menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Kisah ini terungkap dalam sebuah perbincangan santai di kanal YouTube Metro TV yang tayang pada Minggu, 22 Juni 2025, dalam rangka perayaan HUT DKI Jakarta.

Awalnya, pembicaraan mengalir ke arah ketertarikan Mandra pada dunia politik, mengingat ia pernah mencalonkan diri sebagai caleg pada Pemilu 2009. Namun, dengan tegas ia menepis kemungkinan untuk kembali ke panggung politik.

Pemerintahan Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno resmi memasuki 100 hari kerja pada 31 Mei 2025. (Antara)
Pemerintahan Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno resmi memasuki 100 hari kerja pada 31 Mei 2025. (Antara)

"Nggak.(alasannya) Ya nggak apa-apa," jawab Mandra singkat, memicu rasa penasaran lebih dalam dari pembawa acara.

Pembawa acara kemudian mencoba mengaitkan topik tersebut dengan Rano Karno, sahabat kental Mandra yang kini sukses menduduki kursi pejabat publik.

Namun, jawaban yang diberikan Mandra sungguh di luar dugaan dan langsung mengalihkan fokus perbincangan. Ia membuat sebuah pemisahan yang tegas antara sosok teman dan sosok pejabat.

"Rano nya, gue kenal. Kalau mewakili gubernurnya, nggak," tegas Mandra, yang seketika membuat sang pembawa acara tercengang dan memastikan kembali hubungan keduanya.

Baca Juga: Kritik Tajam Mandra untuk Rano Karno Usai Jabat Wagub DKI Jakarta, Kini Musuhan?

"Lah baik, emang ngapa? Kaga baik kenapa?" timpal Mandra dengan logat Betawi khasnya, seolah menegaskan bahwa masalahnya bukan pada hubungan personal, melainkan pada status yang kini berbeda.

Dari sinilah, pertanyaan yang paling ditunggu-tunggu pun muncul. Apakah keduanya masih menjalin komunikasi setelah Rano Karno resmi menjadi orang nomor dua di Jakarta?

"Setelah naik gubernur sudah telpon-telponan? Bertemu?" tanya si host. Jawaban Mandra singkat, padat, namun sarat akan makna. "Alhamdulillah, sampai saat ini, kagak."

Potret Tia Septiana Putri Mandra. (YouTube Maia Al El Dul TV)
Mandra bersama putrinya, Tia Septiana. (YouTube Maia Al El Dul TV)

Menurut seniman bernama lengkap Mandra Yusuf Sulaiman Naih ini, dunianya dan dunia Rano Karno sudah tak lagi sama. Ia memposisikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat biasa, sementara sahabatnya itu telah melangkah ke dunia para penguasa.

"Ya kan beda, kita kan masuk dalam bagian rata, rakyat jelata. Dia mah pejabat," ungkapnya dengan nada pasrah namun menusuk.

Tak berhenti di situ, pembicaraan pun merembet ke evaluasi kinerja Rano Karno, khususnya terkait janji-janji di bidang kesenian yang mungkin pernah diucapkan. Di sinilah kritik satir Mandra mencapai puncaknya. Ia memberikan penilaiannya terhadap kinerja sahabatnya itu selama lebih dari seratus hari menjabat.

"Ya Alhamdulillah kalau selama ini, selama dia jadi ya, mungkin sudah di atas 100 hari, ya alhamdulillah, kita lihat, kaga ada," ujar Mandra.

Saat sang pembawa acara mencoba melunakkan pernyataan tersebut dengan kata "Belum," Mandra dengan sigap menolaknya. Baginya, ada perbedaan besar antara "belum ada" dan "tidak ada".

"Ya kalau dibilang belum kan, akan. Tapi kalau nggak ada, ya kan yang dilihat nggak ada," tukasnya, bersikukuh dengan penilaiannya yang didasari oleh fakta yang ia lihat di lapangan sebagai seorang seniman.

Menghadapi keterusterangan yang begitu lugas, pembawa acara pun dibuat heran. Namun, bagi Mandra, kejujuran adalah segalanya. Ia justru mempertanyakan apakah dirinya harus berbohong atau bersikap munafik hanya untuk menyenangkan orang lain, bahkan jika itu adalah sahabatnya sendiri.

"Ya emang gua kudunya gimana? Harus bohong gitu? Apa harus nyang manis-manis? Apa gue harus jadi orang munafik?" tanyanya retoris.

"Ya biasanya, acara dengan konsep begini kan, pemanis, sharing, yang biasanya setahun sekali muncul, bahasanya sekadar hiburan untuk memperingati.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI