"Padahal tanah dan aset dia ada di mana-mana loh. Tapi tetep low profile. Sukses terus buat Sheila on Seven," terang warganet lainnya.
Bahkan, video ini memancing para penggemar untuk berbagi pengalaman pribadi mereka yang menguatkan citra sederhana Duta dan personel Sheila On 7 lainnya.
"Dulu ngebayangin kalau ketemu Duta mau minta fotbar ah, eh kemaren ketemu Eros di stasiun Tugu cuma bisa bengong kaya orang oon," kenang seorang penggemar.
"Sering salat masjid sama bapakku. Pas acara Agustusan ngumpul bareng warga. Pas bapakku lewat dia nyapa sambil nyebut nama bapakku. Bapak rada heran juga ternyata dia sambil gaul di masjid sama bapak-bapak ngehapalin nama bapak bapak di masjid juga. Hebat," cerita warganet lain, memberikan kesaksian nyata tentang betapa membaurnya Duta dengan lingkungan sekitarnya.
Di tengah banjir pujian atas narasi "ayah yang menunggu anak les", muncul sebuah klarifikasi yang mengubah konteks video tersebut, namun justru semakin memperkuat esensi kesederhanaan Duta.
Seorang warganet yang tampaknya mengetahui lokasi tersebut memberikan koreksi.
"Ralat nih mimin, bukan tempat les anaknya tapi kantor 507 dan toko pizzanya Pak Duta," terang seorang warganet.
Fakta ini adalah sebuah plot twist yang brilian. Ternyata, Duta tidak sedang duduk di emperan toko orang lain, melainkan di depan kantor dan bisnis miliknya sendiri.

Fakta bahwa seorang pemilik bisnis memilih duduk lesehan di emperan tokonya sendiri, alih-alih di dalam ruangan yang nyaman, membuat citra kerendahan hatinya semakin tak terbantahkan.
Baca Juga: 10 Lagu Indonesia yang Ampuh Usir Stres dan Jaga Keseimbangan Mental
Ia adalah bos yang tak canggung berpenampilan dan bersikap seperti orang biasa.
Fenomena video viral Duta Sheila On 7 ini lebih dari sekadar hiburan sesaat. Ini adalah cerminan dari kerinduan publik akan figur yang otentik.
Di era di mana citra dibentuk dengan hati-hati untuk media sosial, Duta hadir sebagai anomali yang menyegarkan. Ia tidak perlu mencoba menjadi relatable, karena ia memang hidup seperti itu.
Kesederhanaannya bukan akting, melainkan karakter yang telah terbukti selama puluhan tahun kariernya.
Dari menyapa tetangga di masjid, ikut acara Agustusan, hingga duduk santai di depan kantornya sendiri, Duta menunjukkan bahwa ketenaran tidak harus mengubah jati diri seseorang.
Inilah yang membuatnya tetap relevan dan dicintai oleh lintas generasi.