Sarwendah sendiri menganut agama Kristen sehingga tak banyak yang tahu bahwa orang tuanya berkeyakinan pada Buddha.
Ketika berbincang-bincang dengan dr Richard Lee pasca bercerai dari Ruben Onsu, Sarwendah sebenarnya sudah pernah menceritakan agama orangtuanya.
"Agamaku Kristen," jawab Sarwendah menjawab pertanyaan dr Richard Lee.
Sarwendah bukan hanya beda agama dengan Ruben Onsu yang memutuskan jadi mualaf, orang tuanya pun menganut kepercayaan berbeda.
"Anak-anak Kristen, Onyo (Betrand Peto) Katolik, orang tua Buddha, adik aku ada satu cowok yang Katolik," terang Sarwendah.
Tak banyak yang tahu pula bahwa Sarwendah awalnya juga menganut agama Buddha. Ia baru menjadi umat Kristiani setelah menikah.

"Dari nikah (beragama Kristen). (Sebelumnya) Nggak (Buddha), cuma ya belum di baptis. Ya dulu kecil ikut orang tua Buddha, tapi pernah sekolah Katolik jadi kan masih harus mengikuti," bebernya.
Sementara itu, mengutip laman kamboja.co.id, terungkap ritual pemakaman jenazah penganut agama Buddha dimulai dengan dimandikan menggunakan kembang lima rupa dan arak putih.
Jenazah didandani dengan pakaian terbaik, dalam hal ini ayah Sarwendah mengenakan jas biru yang seharusnya untuk perayaan ulang tahunnya bulan Agustus mendatang.
Baca Juga: Jordi Onsu Pilih Senyum Ditanya Soal Komunikasi dengan Ruben Onsu Usai Ayah Sarwendah Meninggal
Hanya jenazah yang usianya lebih dari 80 tahun yang ditutup selimut berwarna merah.
Karena ayah Sarwendah berusia 63 tahun, selimut untuk menutupi jenazahnya bisa putih, hijau, atau warna lainnya.
Cermin pecah diletakkan di atas jenazah sebagai simbol akhir kehidupan.
Anggota keluarga yang beduka biasanya mengenakan pakaian "toaha" dari kain blacu putih dengan ikat kepala senada yang dikenakan secara terbalik dan dibakar setelah prosesi.
Meski tak persis sama, anggota keluarga Sarwendah tampak mengenakan busana serba putih sepanjang ritual pemakaman.
Ruben Onsu tak terlihat selama ritual pemakaman sang mantan mertua. Jordi Onsu sang adik justru yang lebih banyak terlihat di rumah duka.