Suara.com - Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini membicarakan gerakan 'Indonesia Gelap' yang berlangsung di awal tahun 2025.
'Indonesia Gelap' menjadi salah satu topik yang dibicarakan Presiden Prabowo dalam Kongres PSI pada Minggu, 20 Juli 2025 di Surakarta, Jawa Tengah.
Presiden Prabowo berpendapat gerakan 'Indonesia Gelap' direkayasa koruptor yang membayar buzzer.
Secara spesifik, Presiden Prabowo menyebut para koruptor yang membiayai gerakan 'Indonesia Gelap' berasal dari kasus korupsi minyak kelapa sawit.
Begitu pun gerakan 'Kabur Aja Dulu' yang merespons 'Indonesia Gelap', Presiden Prabowo meyakini pelakunya sama yaitu para koruptor.
"Indonesia gelap, kabur aja deh. Ya kabur aja loh, emang gampang di luar negeri?" tanya Presiden Prabowo.

"Ini dibayar oleh siapa? Oleh mereka-mereka yang ingin Indonesia selalu gaduh, Indonesia selalu miskin. Ya, koruptor koruptor itu yang biayai demo-demo itu," tegasnya.
Membantah bahwa 'Indonesia Gelap', Presiden Prabowo meyakinkan bahwa masa depan bangsa yang cerah sudah di depan mata.
"Indonesia cerah, masa depan Indonesia cerah. Saya sudah lihat angka-angkanya," pungkas Presiden Prabowo.
Baca Juga: 42 Ribu Pekerja Terkena PHK di Tahun Pertama Prabowo Menjabat
Pidato Prabowo di penutupan Kongres PSI yang menetapkan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum periode 2025-2030 tersebut menuai beragam reaksi, termasuk dari kalangan artis.
Berikut ini sederet artis komentari pernyataan Prabowo soal koruptor biayai demo 'Indonesia Gelap'.
1. Baskara Putra

Baskara Putra mengomentari headline "Prabowo: Koruptor Biayai Indonesia Gelap" melalui akun X @wordfangs.
Cowok yang lebih dikenal dengan nama panggung Hindia tersebut menilai pernyataan Presiden Prabowo lebih buruk dari cerita dalam novel Nineteen Eighty-Four (1984).
"This is worse than (Ini lebih buruk dari) Orwell's 1984," tulis Baskara.
Sebagai informasi, "1984" merupakan novel karya George Orwell asal Inggris yang rilis pada 1949.
Novel ini bergenre distopia, yaitu gambaran masyarakat yang buruk dan menakutkan, berbeda dengan utopia (masyarakat ideal).
Novel "1984" bercerita tentang dunia yang diperintah secara totaliter yang mana pemerintah punya kendali penuh atas semua aspek kehidupan, bahkan pikiran orang.
George Orwell adalah seorang sosialis demokrat. Ia menulis novel ini sebagai peringatan tentang bahaya pemerintahan seperti di era Stalin (Rusia) atau Nazi (Jerman).
Secara lebih luas, novel "1984" membahas kebenaran dan fakta dalam politik, serta bagaimana hal-hal itu bisa dimanipulasi.
2. Joko Anwar

Sedangkan Joko Anwar melalui Instagram Story membagikan ulang unggahan Dandhy Laksono.
Mengomentari headline "Prabowo Tuduh Demo Indonesia Gelap dan Kabur Aja Dulu Direkayasa: Dibiayai Koruptor", Dandhy menuding balik Presiden Prabowo-lah yang dibiayai koruptor.
"Saya lebih percaya koruptor membiayai kampanye partai dan pilpresmu daripada ngongkosi orang demo," tulis Dandhy yang dikenal sebagai jurnalis investigasi.
"Trump 19 - 0 Prabowo," tambah Dandhy Laksono di caption, menyentil tarif 19 persen dari Presiden Donald Trump dan 0 persen dari Presiden Prabowo.
Joko Anwar yang membagikan ulang unggahan Dandhy Laksono mengisyaratkan bahwa ia punya pendapat serupa. Kendati begitu, ia tak menuliskan caption apa pun.
3. Pandji Pragiwaksono

Terakhir ada Pandji Pragiwaksono yang melalui akun X @pandji mengomentari caption postingan sebuah media online.
"Presiden Prabowo menuding 'Indonesia Gelap' dan 'Kabur Aja Dulu' sebagai rekayasa yang didanai koruptor. Ia menyebut ada pihak yang sengaja menebar pesimisme dan ingin Indonesia terus gaduh," adalah caption yang ditanggapi Pandji.
Menurut Pandji, Prabowo suka melakukan framing seperti rekannya sesama komika, Abdur Arsyad.
"Framing mulu nih kayak @abdularsyad," tulis Pandji.
Dalam bahasa gaul, 'framing' berarti cara seseorang membingkai atau menyajikan suatu informasi, ide, atau situasi, sehingga orang yang mendengar atau melihat punya pandangan atau kesan tertentu.
Gampangnya, 'framing' adalah cara kita memilih sudut pandang ketika membicarakan sesuatu.
Menanggapi komentar Pandji, Abdur hanya bisa pasrah. "Saya terus yang salah," omelnya.
Yang menarik, tiga artis tersebut dulu sama-sama ikut menyuarakan 'Indonesia Gelap' dengan cara masing-masing.
Itu dia berbagai komentar para artis menanggapi Presiden Prabowo yang menuduh koruptor sebagai donatur 'Indonesia Gelap'. Bagaimana pendapatmu?
Kontributor : Neressa Prahastiwi