Dengan mengakui kekurangannya, ia juga menolak label sebagai penjahat munafik. Langkah ini, ironisnya, membuatnya lebih kuat dan otentik di mata banyak orang.
Pada akhirnya, pelajaran dari Erika Carlina bukanlah tentang pembenaran tindakannya, melainkan tentang kekuatan kepemilikan diri.
![Erika Carlina. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/24/14388-erika-carlina.jpg)
Di era di mana citra sempurna adalah segalanya, ia menunjukkan bahwa mengakui ketidaksempurnaan dengan kepala tegak bisa menjadi baju zirah yang paling kokoh.
Ia tidak perlu klarifikasi panjang lebar, karena penerimaan dirinya sudah menjadi jawaban yang paling kuat. walau sebenarnya perbuatan tersebut tidak patut untuk dicontoh.