'Orang Suka Nge-gym Otaknya Kosong', Adu Pendidikan Deddy Corbuzier vs Timothy Ronald

Yazir F Suara.Com
Kamis, 31 Juli 2025 | 09:00 WIB
'Orang Suka Nge-gym Otaknya Kosong', Adu Pendidikan Deddy Corbuzier vs Timothy Ronald
Adu Pendidikan Deddy Corbuzier vs Timothy Ronald. (Instagram)

Suara.com - Deddy Corbuzier merasa tersindir dengan video Timothy Ronald yang menyebut orang yang suka nge-gym adalah individu goblok yang tak punya otak.

Melalui akun Instagram pribadinya, Deddy mengunggah video pernyataan Timothy Ronald itu.

"Orang yang suka ngegym yang sampai jadi banget badannya itu nggak mungkin sepintar itu karena itu aktivitas paling goblok yang pernah gue ketemuin," ucapnya.

Timothy juga menegaskan jika orang pintar tidak mungkin suka nge-gym.

"Orang pintar tuh nggak suka pasti, lu kayak ngebentuk otot doang, itu tuh otaknya kosong," tambahnya.

Namun cowok yang diduga pacaran dengan Agatha Chelsea berbicara bukan tanpa data.

Dia punya teman sebagai trainer gym yang punya kesulitan jika kliennya orang pintar.

"Dia (temannya) tuh paling kesulitan punya klien yang orang pintar karena bosen mereka, karena sulit banget untuk orang pinter itu nge gym," ujarnya.

Baca Juga: Timothy Ronald Hina Orang NgeGym? Begini Profil Lengkap dan Kontroversinya

Gara-gara itu, Deddy sampai menyatakan diri jika dirinya goblok. Ia juga menyebut beberapa sosok yang dikenal suka nge-gym.

"Saya Goblok... @ade_rai Goblok... Bahkan Panglima TNI kita kmrn @jenderaltniandikaperkasa Goblok YA Bro... Mantaaaaaaap," tulisnya pada Rabu, 30 Juli 2025.

Terlepas dari yang sedang viral ini, yuk kepoin latar belakang pendidikan Deddy Corbuzier dan Timothy Ronald.

Pendidikan Deddy Corbuzier

Jauh sebelum dikenal sebagai "Bapak YouTube Indonesia", Deddy Corbuzier adalah seorang intelektual dengan basis pendidikan formal yang sangat kuat. 

Dia merupakan lulusan Sarjana Psikologi dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan melanjutkan studinya hingga meraih gelar Master di bidang yang sama dari University of London.

Deddy Corbuzier bahas kasus Tom Lembong. [Youtube Deddy Corbuzier]
Deddy Corbuzier [Youtube Deddy Corbuzier]

Latar belakang ini bukanlah sekadar catatan di atas kertas, melainkan fondasi yang membentuk cara berpikir kritis dan analitisnya.

Kecerdasan akademis Deddy terlihat jelas dalam setiap konten podcast "The Close the Door".

Kemampuannya membedah masalah, melontarkan pertanyaan tajam yang terstruktur, serta memahami psikologi narasumber adalah aplikasi langsung dari ilmunya. Ia tidak hanya berbicara, tetapi juga mendengarkan dengan kerangka analisis yang terlatih.

Baginya gelar akademis adalah alat penting yang ketika dipadukan dengan pengalaman puluhan tahun di industri hiburan, menjadi senjata yang tak terkalahkan.

Ditambah lagi, dia juga menerima gelar doktor kehormatan dari International Magician Society Academy atas dedikasinya di dunia sulap, sebuah pengakuan atas keahlian praktisnya yang mendalam.

Kecerdasan Deddy adalah kombinasi antara teori yang kokoh dan praktik yang teruji oleh waktu.

Pendidikan Timothy Ronald

Berbanding terbalik, Timothy Ronald adalah antitesis dari jalur formal.

Dia adalah seorang college dropout yang justru menjadikan status tersebut sebagai bagian dari merek dirinya. College dropout adalah orang yang tak menyelesaikan pendidikan.  

Bagi Timothy dan para pengikutnya, sistem pendidikan konvensional dianggap terlalu lamban untuk mengejar kecepatan perubahan di era digital, terutama di sektor finansial dan teknologi.

Namun, tidak melanjutkan pendidikan formal bukan berarti berhenti belajar.

Timothy adalah perwujudan dari kecerdasan otodidak. Ia "lulus" dari universitas kehidupan nyata, yaitu internet, buku-buku investasi, analisis pasar, dan yang terpenting, dari kerugian dan keuntungan yang ia alami sendiri.

Kecerdasannya terasah oleh kebutuhan untuk bertahan dan menang di arena investasi kripto yang brutal dan tak kenal ampun.

Kecerdasan Timothy adalah kecerdasan pasar. Dia lihai membaca sentimen, mengidentifikasi tren sebelum menjadi arus utama, dan memonetisasi pengetahuannya melalui platform edukasi seperti Akademi Crypto.

"Di era sekarang, ijazah itu kalah penting sama portofolio dan skill."

Kalimat yang sering diasosiasikan dengannya ini menjadi mantra bagi generasi yang percaya bahwa bukti karya nyata jauh lebih bernilai daripada selembar kertas.

Kemampuannya membangun bisnis edukasi bernilai miliaran dari nol adalah bukti nyata dari kecerdasan praktis dan entrepreneurialnya.

Dalam riwayat pendidikannya, dia sempat sekolah SMAK 1 Penabur Jakarta.

Setelah itu, dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Pelita Harapan (UPH), meskipun tidak ada informasi yang jelas apakah sampai selesai atau tidak.

Jadi, siapa yang lebih pintar? Jawabannya terletak pada konteksnya.

Deddy Corbuzier memiliki kecerdasan analitis dan strategis yang luar biasa, dibangun di atas fondasi akademis yang kuat dan diperkaya oleh pengalaman panjang.

Kecerdasannya bersifat mendalam, terstruktur, dan andal dalam membangun sebuah institusi media yang berkelanjutan.

Di sisi lain, Timothy Ronald menunjukkan kecerdasan adaptif dan finansial yang fenomenal. Ia mampu belajar dengan cepat, mengambil risiko yang terukur, dan mengeksekusi ide dengan kecepatan kilat.

Kecerdasannya bersifat lincah, relevan dengan tuntutan pasar saat ini, dan sangat efektif untuk pertumbuhan eksponensial dalam waktu singkat.

Membandingkan keduanya seperti mempertanyakan mana yang lebih hebat, seorang jenderal perang yang ahli strategi atau seorang pasukan khusus yang jago di medan pertempuran.

Keduanya sama-sama pintar, namun diukur dengan standar dan diuji di arena yang sama sekali berbeda.

Pertarungan gagasan antara jalur formal Deddy dan jalur otodidak Timothy ini menjadi cerminan relevan bagi generasi muda yang sedang merancang peta kesuksesan mereka sendiri.

Kontributor : Tinwarotul Fatonah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI