Suara.com - Kristo Immanuel mengungkap makna mendalam di balik film perdana garapannya yang berjudul "Tinggal Meninggal", yang segera tayang di bioskop Tanah Air pada 14 Agustus 2025.
Ia menyebutnya sebagai sebuah surat cinta yang ditujukan khusus bagi individu neurodivergen, dan mereka yang kerap bergulat dengan pikiran-pikirannya sendiri.
"Apa ya, love letter buat teman-teman yang susah untuk bergaul, kalau sekarang bilangnya neurodivergence gitu ya," kata Kristo Immanuel dalam sesi jumpa pers setelah pemutaran film di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta, pada Rabu, 6 Agustus 2025.
Sutradara muda itu menjelaskan bahwa film ini memiliki tujuan ganda, yakni sebagai medium bagi mereka yang merasa serupa dengan karakter Gema, sekaligus sebagai jembatan pemahaman bagi yang tidak.
"Tapi at the same time, ini juga sebuah film yang gue bikin karena pengin orang-orang yang tidak relate ke Gema, bisa akhirnya mengerti gitu isi kepala orang kayak gitu tuh gimana sih," jelasnya.

Untuk menggambarkan kompleksitas pikiran tersebut, kreator konten yang akrab disapa Kristo itu membedah salah satu adegan kunci di film.
Ia mengilustrasikan bagaimana sebuah kejadian acak seperti suara klakson mobil bisa memicu pikiran seseorang terjerumus ke hal-hal yang lebih gelap.
"Kadang orang-orang yang berkutat di dalam pikiran sendiri, orang seperti itu, tuh suka hal random tuh bisa membawa pikirannya terjerumus ke hal-hal yang lebih gelap gitu, dan that's the reality of it gitu," tuturnya.
Menurut pria berusia 28 tahun ini, realitas tersebut sering kali disalahpahami oleh orang lain yang menganggapnya sebagai sesuatu yang berlebihan atau dibuat-buat.
Baca Juga: Ada Getirnya, Film Tinggal Meninggal Bukan Sekedar Komedi
"Orang-orang yang tidak relate tuh merasa kayak, kalian kenapa sih lebay banget, overthinking banget sih, lo ya udah tinggal nggak usah dipikirin gitu," ucap Kristo.

Ia menegaskan bahwa bagi mereka yang mengalaminya, pikiran-pikiran tersebut muncul secara tak terkendali dan bukan sesuatu yang bisa dihentikan dengan mudah.
"Pikiran itu tuh bisa muncul tanpa kita minta, tanpa permisi, gitu," tegasnya.
Melalui film "Tinggal Meninggal", ia pun berharap pesan penting mengenai kondisi mental tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada para penonton.
"Jadi ya, semoga itu tersampaikan sih," pungkasnya.
Alur cerita Tinggal Meninggal sendiri berpusat pada keseharian Gema (Omara Esteghlal), sosok yang terjebak dalam pemikirannya sendiri tentang kematian.