Sebab Ryan Adriandhy selaku sutradara film Jumbo pernah mengungkap perlu lima tahun dengan bantuan lebih dari 400 kreator lokal untuk menyelesaikan proyeknya.
Pada Minggu, 10 Agustus 2025, Hanung Bramantyo lantas mendesak Menteri Kebudayaan Fadli zon beserta wakilnya, Giring Ganesha, untuk menghentikan penayangan film Merah Putih One for All,
"@fadlizon @giring Bapak-bapak semua, mohon untuk ditunda penayangannya, dan dibantu menyelesaikan hingga menghasilkan karya yang bagus," tutup Hanung Bramantyo.
Ryan Adriandhy sutradara film Jumbo pun telah menanggapi rencana penayangan film Merah Putih One for All.
Setelah menonton trailer film Merah Putih One for All, Ryan Adriandhy justru semakin yakin untuk menghasilkan karya terbaik.
"Kita upayakan terus yang bagus semampunya," tulis Ryan di X.
"Terus, terus, sampai akhirnya, yang dibuat dengan niat tidak tulus dan cara asal-asalan semakin tersingkirkan dan tidak punya alasan untuk minta didukung," sambungnya.
Sutradara berusia 35 tahun itu memilih berpikir positf, bahwa diperlukan sisi 'gelap' untuk melihat masa depan 'terang' film animasi Indonesia.
"Memang perlu yang gelap untuk tahu masa depan animasi Indonesia bisa terang," pungkas Ryan Adriandhy.
Baca Juga: Dikuliti Netizen, Karakter Animasi Merah Putih One For All Menjiplak Karya Orang Lain
Sebagai informasi, Merah Putih One for All mengusung tema nasionalisme jelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.
Trailer Merah Putih One for All dapat disaksikan melalui YouTube Historika Film.
Merah Putih One for All mengisahkan delapan anak dari berbagai daerah yang membentuk sebuah tim bernama Merah Putih.
Misi tim tersebut adalah mencari bendera pusaka yang hilang tiga hari sebelum upacara Hari Kemerdekaan.
Mereka harus menembus hutan, menyusuri sungai, hingga melawan badai untuk menemukan bendera pusaka.