Suara.com - Menyambut bulan Agustus, gelora semangat kemerdekaan selalu terasa membara. Selain mengikuti upacara dan berbagai lomba, ada cara lain yang tak kalah seru untuk meresapi makna perjuangan yakni menonton film.
Sinema memiliki kekuatan luar biasa untuk membawa kita kembali ke masa lalu, merasakan langsung ketegangan, pengorbanan, dan semangat para pahlawan yang berjuang demi Merah Putih.
Bagi milenial dan Gen Z, menonton film bertema kemerdekaan bukan lagi soal tontonan yang kaku dan membosankan.
Banyak sutradara modern berhasil mengemas kisah sejarah menjadi karya yang dramatis, penuh aksi, dan relevan dengan semangat anak muda.
Film-film ini adalah jendela untuk memahami bahwa kemerdekaan yang kita nikmati hari ini bukanlah hadiah, melainkan hasil dari darah, keringat, dan air mata.
Siap mengisi akhir pekanmu dengan tontonan yang menggetarkan jiwa? Berikut ini 5 rekomendasi film bertema kemerdekaan Indonesia yang wajib masuk dalam daftarmu!
1. Soekarno: Indonesia Merdeka! (2013)
Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, film ini menyajikan sisi humanis dari Soekarno (diperankan dengan apik oleh Ario Bayu).
Film ini tidak hanya menampilkan pidatonya yang berapi-api, tetapi juga pergulatan batinnya, kisah cintanya, dan dilema politik yang harus ia hadapi dalam memimpin bangsa menuju gerbang kemerdekaan.
Baca Juga: Habiskan Rp 6,7 Miliar, Siapa Dalang di Balik Film Animasi 'Merah Putih' yang Viral Dihujat Netizen?
Wajib ditonton karena memberikan pemahaman mendalam tentang sosok di balik proklamasi, lengkap dengan segala kompleksitasnya sebagai manusia biasa yang memikul beban luar biasa.
2. Kadet 1947 (2021)
Jika kamu mencari film perjuangan dengan sentuhan semangat anak muda yang nekat dan penuh idealisme, "Kadet 1947" adalah jawabannya.
Film ini mengangkat kisah nyata yang jarang diketahui publik: aksi heroik para calon penerbang Angkatan Udara di Maguwo yang melakukan serangan udara pertama terhadap markas Belanda pada masa Agresi Militer I.
Dengan visual modern dan cerita yang menyentuh tentang persahabatan dan keberanian, film ini sukses membuat sejarah terasa relevan.
Wajib ditonton karena menggambarkan bahwa pahlawan tidak selalu jenderal berpengalaman. Semangat dan kenekatan anak muda juga menjadi motor penggerak revolusi.
3. Merah Putih (2009)
Bagi para pencinta film aksi, "Merah Putih" adalah pilihan yang tepat. Film ini adalah bagian pertama dari "Trilogi Merdeka" yang menceritakan perjuangan sekelompok kadet yang selamat dari pembantaian Belanda pada 1947.
Mereka yang datang dari latar belakang berbeda--Amir (seorang muslim taat), Tomas (seorang pemuda kristiani), Dayan (pemuda Bali penganut Hindu), dan Marius (seorang priyayi kaya)--harus bersatu dalam perang gerilya untuk membalaskan dendam dan merebut kembali kemerdekaan.
Wajib ditonton karena menampilkan semangat Bhinneka Tunggal Ika dalam medan perang. Perbedaan suku dan agama melebur demi satu tujuan: Indonesia Merdeka.
4. Guru Bangsa: Tjokroaminoto (2015)
Perjuangan kemerdekaan tidak hanya soal angkat senjata, tetapi juga perang ide dan gagasan.
Film biopik garapan Garin Nugroho ini mengisahkan H.O.S. Tjokroaminoto (diperankan oleh Reza Rahadian), sang "Raja Tanpa Mahkota" yang rumahnya menjadi indekos bagi para tokoh pergerakan nasional, termasuk Soekarno.
Film ini menunjukkan bagaimana pemikiran dan perjuangan di jalur intelektual menjadi fondasi lahirnya bangsa Indonesia.
Wajib ditonton karena mengingatkan kita bahwa pena dan gagasan bisa sama tajamnya dengan pedang dalam memperjuangkan kemerdekaan dan martabat bangsa.
5. Perburuan (2019)
Diadaptasi dari novel mahakarya Pramoedya Ananta Toer, film ini menawarkan perspektif yang unik dan kelam tentang perjuangan.
Berlatar enam bulan setelah kegagalan pemberontakan PETA melawan Jepang, film ini fokus pada sosok Hardo (Adipati Dolken), seorang shodancho PETA yang diburu oleh tentara Jepang.
"Perburuan" bukan film perang gegap gempita, melainkan sebuah drama psikologis yang menyoroti pengkhianatan, kehilangan, dan harga yang harus dibayar untuk sebuah pilihan.
Wajib ditonton karena menyajikan potret perjuangan dari sisi yang lebih personal dan kontemplatif, menunjukkan bahwa luka perang tidak hanya fisik tetapi juga batin.