Hanung Bramantyo Beberkan Aturan Ketat Bioskop Indonesia: Gak Ada yang Nonton, Langsung Turun Layar

Kamis, 14 Agustus 2025 | 15:49 WIB
Hanung Bramantyo Beberkan Aturan Ketat Bioskop Indonesia: Gak Ada yang Nonton, Langsung Turun Layar
Hanung Bramantyo. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Suara.com - Sutradara kondang Hanung Bramantyo membeberkan salah satu realitas pahit yang harus dihadapi para sineas di industri perfilman Indonesia. 

Hanung Bramantyo mengungkapkan, nasib sebuah film di bioskop seringkali ditentukan hanya dalam satu hari penayangan.

Menurutnya, hari pertama tayang, yaitu setiap hari Kamis, menjadi momen krusial yang menentukan apakah sebuah film akan bertahan atau justru 'ditendang' dari layar bioskop.

Hal ini disampaikannya saat membahas tentang mekanisme distribusi film di Indonesia.

"Semua film Indonesia itu tayang pertama kali itu hari Kamis," jelas Hanung di kanal YouTube Kasi Solusi pada Rabu, 13 Agustus 2025.

Hanung Bramantyo dalam sesi jumpa pers Rahasia Rasa di Metropole XXI, Cikini, Jakarta, Rabu (22/1/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]
Hanung Bramantyo dalam sesi jumpa pers di Metropole XXI, Cikini, Jakarta, Rabu (22/1/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]

Aturan tak tertulis ini berlaku untuk film lokal. Jumlah penonton di hari Kamis akan menjadi acuan bagi pihak bioskop untuk menentukan jumlah layar pada hari-hari berikutnya, terutama di akhir pekan.

Jika sebuah film gagal menarik penonton di hari pertama, konsekuensinya bisa sangat berat.

"Kalau Kamis nggak ada penontonnya, Jumat pasti akan turun layar, langsung" ungkapnya tegas.

Penurunan layar ini berarti jumlah pertunjukan (show) film tersebut akan dikurangi secara drastis. Bahkan bisa hilang sama sekali dari peredaran jika performanya sangat buruk.

Baca Juga: Tandai Akun Giring, Hanung Bramantyo Minta Penayangan Film Animasi Merah Putih: One For All Ditunda

Misalnya, dari yang semula mendapat lima kali penayangan dalam sehari di satu studio, bisa berkurang menjadi tiga kali atau kurang.

"Show pertama, kedua nggak ada penontonnya, hari berikutnya show pertama kedua jadi hilang. Jadi tinggal show ketiga, empat, lima, misalnya seperti itu," terangnya.

Fakta ini menunjukkan betapa ketatnya persaingan di industri bioskop, di mana performa komersial menjadi faktor utama.

Hanung Bramantyo pun berbagi pengalamannya dengan film "Uang Panai'" yang berhasil membuktikan diri. 

Awalnya hanya tayang terbatas di Makassar, film tersebut meledak dan akhirnya mendapat distribusi layar nasional karena tingginya minat penonton.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI