Hanung Bramantyo setelah Nonton Film Merah Putih: One for All: Ini Presenden Buruk

Kamis, 14 Agustus 2025 | 19:24 WIB
Hanung Bramantyo setelah Nonton Film Merah Putih: One for All: Ini Presenden Buruk
Hanung Bramantyo teramat kecewa dengan film animasi Merah Putih: One for All. [Suara.com/Muhaimin A Untung]

Suara.com - Sutradara Hanung Bramantyo melontarkan kritik tajam terhadap film animasi Indonesia yang tengah viral, Merah Putih: One For All.

Sineas 49 tahun itu menilai karya tersebut belum layak tayang di bioskop karena kualitasnya yang masih mentah.

Pendapat tersebut disampaikannya usai menyaksikan langsung versi utuh film tersebut di XXI Kemang Village, Jakarta, pada hari ini, Kamis (14/8/2025).

Hanung Bramantyo yang dikenal sebagai sutradara, produser, dan penulis skenario, merasa film tersebut dipaksakan untuk rilis ke publik.

"Memang seperti yang saya duga, bahwa film itu memang belum selesai untuk dibuat ya. Jadi saya merasa bahwa itu terlalu dipaksa, dipaksakan untuk ditampilkan," ujarnya.

Menurut sutradara peraih Piala Citra itu, apa yang ditayangkan di bioskop merupakan hasil akhir yang menjadi pernyataan dari para pembuatnya.

"Itu adalah sebuah statement dari pembuat filmnya. Pembuat film itu tuh tidak hanya sutradara ya, tapi produser, penulis skenario, penyandang dananya. Itu adalah mereka yang berada di balik film," imbuh Hanung Bramantyo.

Suami dari aktris Zaskia Adya Mecca ini mengaku sedih jika kualitas film yang baru saja disaksikannya dianggap sebagai karya final.

Baca Juga: Hanung Bramantyo Beberkan Aturan Ketat Bioskop Indonesia: Gak Ada yang Nonton, Langsung Turun Layar

"Itu menyedihkan sekali buat saya, karena orang akan dilihat dari hasil terakhirnya," ucap Hanung.

Secara teknis, ayah dari enam anak ini menjelaskan bahwa visual film masih berada pada tahap pra-visualisasi.

Tangkap layar film Merah Putih: One For All, yang mendapat komentar negatif dari masyarakat. [YouTube]
Tangkap layar film Merah Putih: One For All, yang mendapat komentar negatif dari masyarakat. [YouTube]

"Iya dari visualnya terlihat sekali, bahwa kalau saya mau membuat sebuah film animasi, saya pasti akan melalui proses yang sekarang teman-teman semua lihat," tutur Hanung.

Tahapan ini, menurutnya, seharusnya hanya untuk konsumsi internal para kreator dan animator sebagai panduan, bukan untuk publik.

"Ini hanya ditampilkan nanti di depan para kreator-kreatornya, yaitu animator-animatornya untuk nanti punya bayangan. Oh ya sudah, berarti saya harus membeli aset atau menciptakan aset danau, menciptakan aset sungai, menciptakan aset hutan," kata Hanung.

Hanung Bramantyo pun secara lugas menyebut kondisi film tersebut tak ubahnya sebuah mockup atau model purwarupa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI