- Ferry Irwandi anggap penjelasan gas air mata terbawa angin sulit diterima logika
- Kampus adalah zona aman dalam situasi aksi demonstrasi
- Ada bukti video polisi tembakkan gas air mata ke dalam kampus
Suara.com - Ferry Irwandi menyoroti penggunaan gas air mata oleh aparat di Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas), Bandung, Selasa dini hari, 2 September 2025.
Ia mempertanyakan klaim polisi yang menyebut gas air mata terbawa angin hingga masuk ke area kampus.
Dalam program Rakyat Bersuara iNews, Ferry menyebut penjelasan itu sulit diterima secara logika.
Ia menegaskan bahwa kampus semestinya menjadi zona aman dalam situasi aksi demonstrasi maupun kerusuhan.
Sekalipun, mereka yang dianggap provokator dan harus diamankan diduga menyelamatkan diri ke arah kampus.
![Influencer Ferry Irwandi berorasi saat aksi yang berlangsung di depan Gedung DPR Jakarta, Senin (1/9/2025). [Suara.com/Faqih]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/01/85270-influencer-ferry-irwandi.jpg)
“Apakah bisa dikejar? Mungkin. Tapi satu hal yang tidak boleh dilakukan sama sekali, menembakkan gas air mata di lingkungan kampus,” ujarnya.
Ditambah lagi, ada bukti visual memperlihatkan gas air mata masuk ke lingkungan kampus saat kerusuhan selepas aksi terjadi.
“Ada bukti video yang nunjukkin memang gas air mata masuk ke dalam kampus,” kata Ferry.
Ferry juga merujuk data statistik kecepatan angin di Kota Bandung pada waktu kejadian.
Baca Juga: 7 Fakta Seputar Polisi Tembak Gas Air Mata ke Unisba dan Unpas
“Di jam 00.00 WIB sampai 02.30 WIB, kecepatan angin di Kota Bandung itu 2 sampai 3 knot dan arah angin ke southwest. Sedangkan posisi Unisba itu ada di timur utara,” jelasnya.
Kondisi itu, membuat alasan gas air mata terbawa angin jadi tidak relevan.
“Partikular dari sebuah gas air mata itu terlalu berat untuk ditembak angin yang rendah. Jadi kalau alasannya angin, tentu sulit dibuktikan secara fisika,” tegas Ferry.