-
Yai Min mendapat undangan pindah ke Dubai.
-
Konten kreator asal Diubai itu menyoroti perbedaan penegakan hukum di Dubai yang lebih tertib dan tidak bergantung pada viralitas.
-
Warganet menilai ajakan tersebut sebagai kritik halus terhadap budaya mencari keadilan lewat drama viral di Indonesia.
Suara.com - Di tengah panasnya konflik sengketa lahan yang tak kunjung usai, sebuah tawaran tak terduga datang untuk Yai Min, sosok pria paruh baya yang viral karena perseteruannya dengan seorang wanita bernama Sahara.
Bukan dari pejabat atau tokoh lokal, undangan ini datang dari seorang konten kreator asal Uni Emirat Arab yang mengajaknya untuk pindah dan menetap di Dubai.
Undangan ini bukan tanpa sebab. Video tersebut, yang kini telah ditonton jutaan kali di berbagai platform media sosial, muncul sebagai respons langsung terhadap drama viral antara Yai Min dan Sahara.
Publik tentu masih ingat bagaimana perseteruan mereka mengenai batas tanah berujung pada aksi saling labrak, adu argumen sengit, hingga upaya main hakim sendiri yang terekam kamera dan menjadi konsumsi warganet se-Indonesia.
Dalam video yang diunggahnya, konten kreator tersebut seolah memberikan sebuah perbandingan mencolok antara penyelesaian masalah di Indonesia yang kerap harus viral terlebih dahulu dengan sistem hukum di Dubai yang ia sebut jauh lebih tertib dan terstruktur.
"Pesan ini buat Yai Min. Saya dengar anda mau pindah ke Australia atau Malaysia? Mending datang aja ke Dubai," ujarnya di awal video, menunjukkan bahwa ia mengikuti perkembangan kisah Yai Min.
Ia kemudian memaparkan serangkaian contoh bagaimana hukum dan ketertiban ditegakkan di Dubai.
"Kalau ada orang parkir sembarangan depan rumahmu, kamu tinggal lapor lewat aplikasi polisi," jelasnya sambil menunjukkan demonstrasi singkat di ponselnya.
Menurutnya, tanpa perlu adu mulut, mobil yang melanggar akan langsung diderek oleh pihak berwenang.
Baca Juga: Siapa Chusnul Chaidaroh? Disebut Istri Pertama Yai Mim yang Terseret Konflik dengan Sahara
Lebih jauh, ia menyoroti masalah privasi yang kerap dilanggar dalam konflik viral di Indonesia.
"Di UAE, nggak boleh sembarangan foto atau rekam orang tanpa izin. Jangan coba-coba upload ke internet. Kalau nekat, bisa kena masalah besar, didenda, atau masuk penjara," tegasnya.
Pernyataan ini seakan menjadi sindiran telak bagi kasus Yai Min dan Sahara, di mana perekaman video tanpa izin menjadi senjata utama untuk saling menyerang dan mencari pembenaran di mata publik.

Puncak dari pesannya adalah sebuah kalimat yang sangat relevan, "Di sini nggak perlu bikin viral buat dapet keadilan," terangnya.
Konten kreator tersebut menegaskan bahwa jika terjadi perselisihan, baik dengan tetangga maupun partner bisnis, warga Dubai cukup menempuh jalur resmi pemerintah untuk membuka kasus dan mencari solusi hukum.
Tawaran ini ditutup dengan sebuah undangan personal. "Jadi, Yai Min, kalau anda ke Dubai, kabarin ya. Sebuah kehormatan buat saya kalau bisa ketemu anda," tutupnya.