Dituding Penyembah Setan karena Aksi Panggungnya, Baskara Putra: Itu Cuma Konsep Horor

Senin, 13 Oktober 2025 | 14:15 WIB
Dituding Penyembah Setan karena Aksi Panggungnya, Baskara Putra: Itu Cuma Konsep Horor
Kolase - Hindia (kiri), patung Baphomet sebagai simbol okultisme barat, dan Baskara Putra alias Hindia dalam konser. Hindia ditolak konser di Tasikmalaya karena dianggap penyembah setan.
Baca 10 detik
  • Baskara Putra dituding penyembah setan
  • Visual, patung, hingga kostum manggung Baskara cuma sebagai konsep
  • Narasi yang dibangun Baskara tak sampai secara utuh ke publik 

Suara.com - Musisi Baskara Putra atau Hindia akhirnya angkat bicara soal tudingan satanisme yang pernah menerpanya saat menggelar konser beberapa waktu lalu.

Momen tersebut sempat viral di media sosial, menampilkan visual panggung yang dianggap sebagian orang bernuansa pemujaan setan.

Melalui obrolan santai bersama Soleh Solihun dan Ari Lesmana dalam 'Podcast Naik Clas' yang tayang 10 Oktober 2025, Baskara meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.

Ia menjelaskan bahwa semua elemen dalam konsernya, mulai dari visual, patung, hingga kostum, adalah bagian dari sebuah konsep besar yang telah ia siapkan.

Konsep yang diusungnya adalah horor analog, sebuah subgenre horor yang sedang populer.

"(lagu) Lagipula Hidup Akan Berakhir itu horor. Analog horor, konsepnya begitu," jelas Baskara.

Penyanyi lagu 'Evaluasi' ini mengaku telah melakukan world building atau membangun sebuah dunia fiksi untuk album keduanya tersebut, lengkap dengan sejarah alternatifnya.

Bahkan, ia sempat membuat blog yang menceritakan dunia fiksi tersebut selama sebulan sebelum konser berlangsung.

"Itu tuh memang, apa namanya, di konser yang Jakarta itu, kami bikin world building-nya gitu loh," terangnya.

Baca Juga: Nonton Foo Fighters, Soleh Solihun Terkesan dengan Gaya Interaksi Dave Grohl

Sayangnya, narasi besar yang ia bangun tidak sepenuhnya tersampaikan kepada penonton.

Banyak yang hanya menangkap potongan-potongan visual tanpa memahami konteks ceritanya secara utuh.

“Miskalkulasi gue adalah, oh ini kalau dibikin lebih dari sekadar visual yang dicetak, ini tuh jadi liar banget ya kalau di tempat kayak di Indonesia,” sesal Baskara.

Ia mengakui bahwa miskalkulasi tersebut membuat konsepnya menjadi 'bola liar', dan menimbulkan persepsi yang salah di mata publik, terutama bagi mereka yang tidak hadir langsung di konser atau tidak mengikuti narasi utuh yang ia bangun.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI