-
Piyu Padi Reborn menyoroti perbedaan besar antara perjuangan musisi era analog dan kemudahan di era digital.
-
Dulu, ia harus menempuh perjalanan jauh dan mendatangi label satu per satu untuk mempromosikan karya.
-
Kini, musisi muda bisa mengirim karya lewat media sosial langsung ke produser berkat kemajuan teknologi.
Suara.com - Gitaris dan motor penggerak grup band Padi Reborn, Satriyo Yudi Wahono, mencurahkan isi hatinya mengenai perbedaan mencolok antara perjuangan musisi di era analog dan kemudahan di zaman digital sekarang.
Lelaki yang akrab disapa Piyu itu mengenang masa-masa sulit saat harus membawa karya secara fisik ke label rekaman.
Menurutnya, generasi musisi saat ini menikmati kemewahan teknologi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Mereka dapat dengan mudah mengirimkan contoh karya atau demo lagu langsung kepada para produser ternama.
Bahkan, Piyu sendiri sering menerima pesan langsung (Direct Message) dari musisi-musisi muda.
![Satrio Yudi Wahono (Piyu) Padi Reborn di pembukaan acara IHEAC Jakarta International Audio Video Show (JIAVS) 2025 di Fairmont Jakarta, Jumat, 7 November 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/11/07/91339-satrio-yudi-wahono-piyu-padi-reborn.jpg)
"Anak-anak sekarang sudah bisa DM saya langsung, suruh saya dengerin. 'Mas, tolong dengerin karya saya'. Terus habis itu mereka juga nge-DM produser-produser," ungkap Piyu di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 7 November 2025.
Musisi berusia 52 tahun itu kemudian membandingkannya dengan perjuangannya bersama Padi di masa lalu.
Ia mengaku terkadang merasa sedikit kesal jika mengingat kembali proses panjang yang harus dilaluinya.
"Jadi kadang saya agak sebel juga. 'Gila, zaman gue dulu, gue harus naik kereta dari Surabaya ke Jakarta hanya untuk mendengarkan demo ke produser'," kenang Piyu.
Baca Juga: Level Menjilat Nggak Ketolong, Kunto Aji Kritik Pedas Video Prabowo di Bioskop
Perjuangan tersebut tidak berhenti sampai di situ, sebab mereka harus mendatangi satu per satu kantor label rekaman besar yang ada di ibu kota dengan transportasi umum.
"Harus kami samperin satu-satu. Harus naik angkot dulu, harus naik Metromini dulu ke kantornya produser, ke Sony Music, ke Musica, ke Aquarius," tambahnya.
Fenomena inilah yang menurutnya menjadi bukti betapa teknologi telah mengubah lanskap industri musik secara drastis, memangkas proses yang dulu membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga ekstra.