7 Cara Stres Mempengaruhi Tubuh

Ririn Indriani Suara.Com
Senin, 30 Juni 2014 | 13:29 WIB
7 Cara Stres Mempengaruhi Tubuh
Ilustrasi. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Stres mempengaruhi tubuh Anda dengan cara lebih dari yang Anda bayangkan.

Tak hanya mempengaruhi Anda secara psikologis, tetapi juga fisiologis. Bila kondisi ini terus menerus dialami bisa menjadi akar penyebab dari banyak penyakit kronis.

Nah, agar bisa menjalani hidup sehat dan bahagia, mengelola stres dengan bijak sangat penting dilakukan. Sebab, bila Anda tiak bisa mengelola stres dengan baik, maka akan berdampak pada kondisi kesehatan Anda bahkan memicu penyakit.

Berikut adalah 7 gangguan kesehatan yang bisa timbul akibat stres seperti dilansir dari Mag for Women:

1. Nyeri Otot
Ketika Anda berada di bawah tekanan stres, otot-otot Anda akan menegang. Ini adalah tindakan refleks dan cara otot Anda menanggapi stres. Stres berkepanjangan dapat menyebabkan migrain dan sakit kepala, nyeri otot dan bahkan rasa sakit kronis.

2. Asma
Stres mempengaruhi sistem pernapasan Anda menjadi negatif dan bisa menyebabkan Anda bernapas lebih keras. Bagi mereka yang menderita emfisema atau penyakit paru-paru, ini menyebabkan masalah pernapasan seperti serangan asma. Saluran udara antara hidung dan paru-paru menyempit sehingga membuat Anda sulit bernapas.

3. Penyakit Jantung
Selama mengalami stres, hormon stres seperti adrenalin, kortisol dan noradrenalin dilepaskan dalam tubuh. Ini mengakibatkan peningkatan mendadak dalam detak jantung Anda sehingga banyak darah yang dipompa sekaligus dan tekanan darah meningkat dengan cepat.

Setelah stres berlalu, tubuh kembali normal lagi. Namun stres yang berkepanjangan dan berulang dalam tingkat tekanan darah bisa berbahaya. Hal ini dapat menyebabkan penyakit jantung, terutama pada perempuan postmenopause yang memiliki estrogen lebih rendah. Kondisi ini lebih rentan terhadap gangguan kardiovaskular.

4. Diabetes
Beberapa hormon stres seperti kortisol dan epinefrin memicu hati untuk menghasilkan lebih banyak glukosa, sehingga memberikan Anda energi untuk mengatasi stres - dalam rangka untuk "melawan atau lari" dalam situasi darurat. Tapi kebanyakan, glukosa ini berjalan tidak terpakai karena memang tidak ada hal yang mengharuskan tubuh "melawan atau melarikan diri".

Kemudian tubuh menyerap kembali gula darah ini. Sekarang jika Anda mengalami stres berulang-ulang, gula darah ekstra yang dihasilkan bisa berbahaya dan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 pada beberapa orang. Orang gemuk cenderung rentan terhadap kadar gula darah tinggi daripada yang lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI