Infografis
Suara.com - Obat dikonsumsi untuk meredakan penyakit. Tapi ketika digabungkan dengan makanan yang salah, bukannya mengobati,
obat justru bisa mendatangkan bencana. Ini karena zat yang dikandung dalam obat memiliki fungsi yang berlawanan dengan zat yang dikandung pada makanan yang Anda asup.
"Anda tidak perlu resep untuk menghadapi risiko ini. Beberapa kasus perawatan over-the-counter menunjukkan perlunya perhatian dan konsumen lebih berhati-hati dengan makanan yang diasup," kata Jen Wolfe, Pharm.D., seorang
apoteker yang berbasis di Washington DC.
Dalam kesempatan sebelumnya, kita telah membahas enam kombinasi makanan dan obat yang bisa berefek negatif bagi tubuh. Kali ini, kita akan membahas dampak yang bisa terjadi ketika kita mengonsumsi cokelat bersamaan dengan ritalin.
Ritalin adalah stimulan yang dapat mempengaruhi kerja otak dan sistem syaraf yang bisa memicu sifat hiperaktif dan kontrol impulsif.
Sementara cokelat, selain mengandung kafein juga mengandung zat stimulan bernama theobromine. Dan semakin Semakin gelap warna cokelat, semakin tinggi kandungan kafein dan theobrominenya.
Menurut Tom Wheeler, ahli farmasi dari Advocate Illinois Masonic Medical Center, Chicago, AS, theobromine-lah yang menyebabkan cokelat tidak disarankan untuk anjing Anda, karena akan membuat binatang piaraan ini menjadi liar, selain juga anjing tidak bisa mencerna cokelat.
Pada manusia, kombinasi ritalin dan theobromine, berpotensi menyebabkan perilaku yang tak terkontrol dan kejang-kejang. Seperti kafein, risiko tergantung pada kondisi masing-masing individu.
"Menggabungkan ritalin dengan cokelat dapat membuat seseorang merasa sangat gugup, mudah marah, dan emosi yang tak terkontrol," ujar Wheeler.
Untuk mengatasi hal ini, Wheeler menyarankan untuk meningkatkan jeda waktu antara menenggak pil ritalin dengan mengonsumsi makanan penutup berbahan cokelat. (men'shealth.com)
