Peneliti: Kerja 52 Jam Seminggu Bisa Memicu Kebotakan Rambut!

Rabu, 23 Oktober 2019 | 11:05 WIB
Peneliti: Kerja 52 Jam Seminggu Bisa Memicu Kebotakan Rambut!
Ilustrasi kebotakan pada lelaki. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Ilustrasi rambut rontok (shutterstock)
Ilustrasi rambut rontok (shutterstock)

Para ahli yang memimpin penelitian itu menekankan bahwa stres yang disebabkan oleh bekerja berjam-jam adalah penyebab utama kerontokan rambut.

Kondisi ini disebabkan oleh stres yang memicu kerusakan pada folikel dan menyebabkan rambut memasuki fase catagen, yakni akhir dari pertumbuhan aktif rambut.

"Banyak penelitian telah mengungkapkan mekanisme perkembangan kerontokan rambut akibat stres. Intervensi preventif untuk mempromosikan jam kerja yang sesuai dan wajar diperlukan dalam masyarakat," jelas Son.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa stres dapat memengaruhi cedera, radang folikel rambut, kematian sel dan menghambat pertumbuhan rambut.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, mengasumsikan bahwa hubungan antara jam kerja yang panjang dan pengembangan kebotakan rambut akibat stres pekerjaan.

Ilustrasi kebotakan, rambut rontok atau kerontokan rambut. (Shutterstock)
Ilustrasi kebotakan, rambut rontok atau kerontokan rambut. (Shutterstock)

Ahli bedah restorasi rambut terkemuka Inggris, dr Bessam Farjo memperingatkan stres sering dapat menjadi pemicu untuk jenis rambut rontok lainnya.

"Stres yang disebabkan oleh bekerja berjam-jam sepertinya merupakan proses yang menumpuk dan semakin buruk dari waktu ke waktu."

"Tetapi peristiwa stres lainnya dapat memicu kerontokan rambut yang jauh lebih cepat, dan itu adalah sesuatu yang sering terlihat pada wanita yang menderita persalinan traumatis anak," jelasnya.

Adapun penyebab kerontokan rambut lainnya seperti faktor genetik, stres, infeksi, ketidakseimbangan hormon androgen, gangguan sirkulasi darah, ketidakseimbangan nutrisi dan penggunaan obat-obatan.

Baca Juga: Makan Keju Tingkatkan Risiko Kanker Prostat, Ini Alasannya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI