Hari AIDS Sedunia: 7 Kasus HIV AIDS Sepanjang 2019 Ini Sangat Menyedihkan!

Ririn Indriani Suara.Com
Minggu, 01 Desember 2019 | 11:02 WIB
Hari AIDS Sedunia: 7 Kasus HIV AIDS Sepanjang 2019 Ini Sangat Menyedihkan!
Hari AIDS Sedunia diperingati setiap 1 Desember. (Shutterstock)
HIV/AIDS di Tulungagung Kian Tinggi, Sebulan Rata-Rata 30 Orang Terdeteksi
HIV/AIDS di Tulungagung Kian Tinggi, Sebulan Rata-Rata 30 Orang Terdeteksi

HIV AIDS di Tulungagung Kian Tinggi, Sebulan Rata-Rata 30 Orang Terdeteksi

Angka pengidap HIV AIDS kian bertambah di Tulungagung, Jawa Timur.

Baca selengkapnya

5. Kisah Puger Juru Parkir Perawat Adha, Kerap Diusir Karena Stigma Aids

Rumah lentera menjadi shelter bagi anak yang hidup dengan HIV/Aids di Solo. [Suara.com/Ari Purnomo]
Rumah lentera menjadi shelter bagi anak yang hidup dengan HIV/Aids di Solo. [Suara.com/Ari Purnomo]

Sosok Puger Waluyo (45) seorang juru parkir yang merawat puluhan anak yang hidup dengan HIV/Aids (Adha), ternyata tidak begitu saja bisa mendapatkan tempat singgah. Ia harus melewati jalan yang terjal sebelum akhirnya ada pihak-pihak yang peduli terhadap keberadaan Adha.

Ketika kali pertama merawat Adha, Puger harus melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Ia bawa seorang bayi yang sudah positif HIV/Aids untuk dirawat di tempat yang sudah disewanya. Ia bersama rekan-rekan sesama relawan, begitu telaten merawat setiap Adha.

Baca selengkapnya

6. 14 Siswa SD Dikeluarkan dari Sekolah karena Mengidap AIDS

Sebanyak 14 siswa SD pengidap HIV AIDS dikeluarkan dari sekolah di Solo, Jawa Tengah. Mereka ditolak di sekolah.

Baca Juga: Hari AIDS Sedunia, Bagaimana Cara Mendukung Penderita HIV agar Tetap Sehat?

Orangtua murid lain sekolah SD itu menolah ke - 14 siswa SD pengidap HIV AIDS tetap bersekolah. Para orangtua takut anak-anaknya tertular siswa SD pengidap HIV AIDS.

Baca selengkapnya

7. Penderita HIV AIDS Terancam Tak Bisa Konsumsi Obat ARV

Ilustrasi pengobatan HIV AIDS. (Shutterstock)
Ilustrasi pengobatan HIV AIDS. (Shutterstock)

Penderita HIV AIDS di Indonesia terancam tidak bisa mendapatkan obat Antiretroviral Fixed Dose Combination jenis Tenofovir, Lamivudin, Efavirens (ARV FDC TLE) untuk terapi pengobatan karena program pengadaan obat tersebut pada tahun 2018 gagal terlaksana.

"Proses pengadaan obat ARV Fixed Dose Combination jenis TLE ini di tahun 2018 dinyatakan gagal. Alokasi dana APBN tidak bisa tersalurkan untuk membeli obat tersebut," kata Direktur Eksekutif Indonesia AIDS Coalition (IAC), Aditya Wardhana, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (10/01/2018).

Baca selengkapnya

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI