Mereka juga menguji semua kontak ruma tanggah dari setiap pasien, terlepas dari gejalanya. Tetapi, penelitian ini hanya menguji kontak simptomatik di luar rumah tangga.

Para peneliti pun menemukan orang pertama dalam rumah tangga yang mengalami gejala virus corona belum tentu orang pertama yang terinfeksi.
Anak-anak juga lebih kecil kemungkinannya untuk menunjukkan gejala daripada orang dewasa, sehingga penelitian ini mungkin telah melewatkan jumlah anak-anak yang memicu rantai penularan virus corona.
"Anak-anak muda mungkin memiliki tingkat risiko penularan virus corona Covid-19 yang lebih tinggi. Mereka juga berkontribusi pada transmisi Covid-19," jelasnya.
Caitlin Rivers, seorang ahli epidemiologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, mengatakan penelitian ini hanya melacak kontak anak-anak yang merasa sakit. Sehingga masih belum jelas seberapa efisien anak-anak tanpa gejala menyebarkan virus corona Covid-19.
Penelitian ini lebih mengkhawatirkan anak-anak di sekolah menengah. Karena, kelompok ini lebih mungkin menginfeksi orang lain daripada orang dewasa.
Anak-anak yang lebih besar berisiko tinggi menginfeksi orang lain seperti orang dewasa, karena mereka mungkin memiliki kebiasaan sehari-hari yang tidak higienis. Mereka juga lebih mungkin bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya dari anak-anak lebih muda hingga populasi yang lebih tinggi.