Suara.com - Pamor face shield perlahan meningkat. Semakin banyak orang tak lagi sungkan keluar rumah mengenakan pelindung wajah ini.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) saat ini sesungguhnya tidak merekomendasikan face shield untuk kegiatan sehari-hari ataupun sebagai pengganti masker.
Namun, beberapa ahli - seperti Eli Perencevich, seorang profesor ilmu penyakit dalam dan epidemiologi di Universitas Iowa Carver College of Medicine - percaya bahwa face shield berpotensi lebih efektif daripada masker di lingkungan masyarakat.
Dalam sebuah opini, Perencevich ikut menulis untuk Journal of American Medical Association pada bulan April, di mana ia dan rekan-rekannya mengutip studi tahun 2014 dari Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang melihat simulasi seberapa baik face shield dapat melindungi para tenaga kesehatan dari influenza.
Mereka kemudian menemukan bahwa face shield mengurangi paparan virus flu secara langsung sebesar 92% ketika dipakai dalam jarak 2 meter dari orang yang batuk.
Face shield mungkin menawarkan beberapa manfaat
Meskipun studi tentang manfaat face shield terbatas, face shield mungkin memiliki beberapa keunggulan dibandingkan masker kain, yaitu kemampuannya melindungi mata Anda, selain hidung dan mulut.
Masker hanya menutupi mulut dan hidung, tetapi membiarkan bagian mata terekspos.
Dengan face shield, Anda mendapatkan tambahan perlindungan pada mata dan selaput lendir yang dapat bertindak sebagai pintu masuk virus, demikian dikatakan Erin Sorrell, asisten profesor riset di departemen mikrobiologi dan imunologi Universitas Georgetown, seperti dilansir dari HuffPost.
Baca Juga: Selasa Hari Ini Warga Bandung Didenda Rp 100 Ribu Jika Tak Pakai Masker
Face shiled yang tepat harus membentang hingga di bawah dagu, di sekitar sisi kepala hingga telinga, dan tidak memiliki celah antara face shield dan dahi.
Face shield memungkinkan Anda untuk melihat ekspresi wajah orang lain
Keterbatasan masker adalah membuat kita kesulitan melihat ekspresi wajah orang lain. Terlebih bagi mereka yang sulit mendengara, di mana kemampuan membaca bibir sangat penting untuk kelancaran berkomunikasi.
Krutika Kuppalli, seorang dokter penyakit menular dan wakil ketua Komite Kesehatan Global IDSA, mengalami cedera telinga beberapa tahun yang lalu yang mempengaruhi pendengarannya. Bekerja di lingkungan di mana masker diperlukan dapat menjadi tantangan di saat-saat tertentu, katanya.
"Ketika orang mengenakan masker, Anda kehilangan kemampuan untuk membaca gerak bibir orang dan isyarat wajah ketika mereka berbicara," katanya.
Face shield lebih mudah dibersihkan dan digunakan kembali dengan aman