Mengapa Orang Sulit Lepas dari Sabu dan Berita Populer Lainnya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Minggu, 06 September 2020 | 19:46 WIB
Mengapa Orang Sulit Lepas dari Sabu dan Berita Populer Lainnya
Penyanyi Reza Artamevia saat rilis penangkapan dirinya terkait penyalahgunaan narkoba di Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (6/9). [Suara.com/Alfian Winanto]
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Ahli virus dari Jerman Profesor Hendrik Streeck memprediksi virus corona SARS COV-2 akan tetap ada hingga 2023. Ia mengatakan bahwa orang-orang harus terbiasa dengannya dalam kehidupan sehari-hari.
 
“Virus tidak menghilang. Sekarang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Ini akan tetap di sini dalam tiga tahun dan kami harus menemukan cara untuk menghadapinya," kata Dokter yang memimpin penelitian Covid-19 di Heinsberg, Jerman, itu.

Menurut Hendrik, tidak melakukan perkumpulan di rumah atau menghindari pertemuan besar termasuk cara efektif untuk terhindar dari infeksi. Karena dengan melakukan perkumpulan bisa menyebabkan penularan wabah secara besar.

Baca selengkapnya

5. WHO Tak Rekomendasikan Vaksin Covid-19 yang Belum Jelas Keamanannya

Peneliti menunjukan vaksin Covid-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gameleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. [Handout / Russian Direct Investment Fund / AFP]
Peneliti menunjukan vaksin Covid-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gameleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. [Handout / Russian Direct Investment Fund / AFP]

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa pihaknya tidak akan merekomendasikan vaksin Covid-19 yang belum terbukti aman dan efektif. Hal ini dinyatakan Tedros Andhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO pada Jumat (4/9/2020) kemarin.

Melansir dari Medicalxpress, Rusia dan China telah mulai menggunakan vaksin eksperimental meski belum studi belum selesai. "Saya ingin meyakinkan publik bahwa WHO tidak akan mendukung vaksin yang tidak efektif dan aman," kata Tedros.

Baca selengkapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI