Studi ini diperiksa dengan menggunakan indeks metodologi untuk studi yang tidak diacak. Ada beberapa laporan mengenai virus yang terdeteksi dari situs lain, karena berpotensi menular melalui cara lain.
"Dalam analisis kami terhadap beberapa penelitian di mana virus corona ditemuan pada tinja. Jalur penularan fekal-oral bisa menjadi sumber tambahan potensial penyebaran infeksi," jelasnya.
Hasil analisis mereka juga menunjukkan bahwa pengujian virus dalam feses dengan RT-PCR bisa membantu dalam pemantauan dan pengawasan penyakit.
Sebuah studi oleh Xiao menemukan bahwa lebih dari 20 persen pasien Covid-19 memiliki hasil tes positif dalam tinja. Seelah konversi RNA virus di saluran pernapasan menunjukkan hasil negatif.
Selain itu, penularan virus corona Covid-19 melalui feses bisa menjelaskan beberapa infeksi nosokomial, terutama yang terjadi di unit endoskopi.
Studi menyimpulkan temuan mengenai pelepasan virus dalam tinja menyiratkan bahwa virus corona Covid-19 bisa ditularkan melalui jalur fekal-oral.
Bahkan studi ini mendukung pertimbangan pengujian tinja untuk membantu tindakan pencegahan berbasis penularan di antara pasien yang terinfeksi virus corona Covid-19.
Penelitian lain juga menemukan RNA COVID-19 yang melimpah di toilet rumah sakit. Satu studi pemodelan menunjukkan bahwa menyiram toilet berpotensi memuntahkan partikel virus jauh di atas dudukan toilet.
Karena itu, seseorang bisa terpapar virus corona Covid-19 hanya dengan menghirup kotoran yang mengandung aerosol. Selain itu, mereka bisa tertular dengan menelan virus setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
Baca Juga: Ahli Ungkap Manfaat Ganja di Sidang, Bisa Sembuhkan Epilepsi hingga Kanker
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan belum jelas bahwa virus dalam feses bisa menularkan virus corona Covid-19 atau tidak. Pihaknya juga menyimpulkan risiko penyebaran virus corona melalui cara ini sangat rendah.